Kamis, 18 Desember 2014

Taik Kuccing, Sakitnya Tuh Disini...



Rabu malam pekan silam penulis menerima beberapa telepon bertanya akan kebenaran informasi pemilik motto hidup  “Taik Kuccing” akan tamat. Penelepon yang umumnya PNS terbuang itu bersedih dan menyampaikan duka mendalam “ Sakitnya Tuh Disini” .
Dari suara telepon yang saya terima umumnya mereka sangat sedih mendalam . Sungguh kesedihan mereka bukan karena berakhirnya dinasti Taik Kunccing namun  mengapa harus begitu lama baru menyadari untuk memperbaiki keadaan.
Hidup seperti putaran roda datra bukan seperti putaran roda pedati. Jika beberapa tahun silam seorang pejabat di Dairi yang lagi naik daun booming dengan album “ Taik kuccing” . Kini Cita Citata langsung booming dengan album dangdut modern “ sakitnya tuh disini”. Yang miring kali ini membahas  bagian kecil dari revolusi mental manusia yang mempunyai penyakit lupa diri dan mudah besar kepala..
Sungguh salah satu kelemahan manusia ketika mendapatkan sesuatu keberuntungan atau jabatan sering  lupa diri dan berubah menjadi  perasaan sempit. Seorang wanita yang dikejar-kejar pria berlaku jual mahal dan merasa artis . Bukan hanya itu janda yang merasa naik daun saja kala digodain pria juga jual mahal  hingga perasaan sempit.
Jaman ini sepertinya jabatan dan keberuntungan manusia bagai putaran roda mobil Datra bukan putaran roda pedati tanah karo lagi. Tiba-tiba melejit bagai roket. Ketika melejit pandanglah tanah. Hiruplah semerbak aroma tanah. Maka itu akan mengingatkan awal mula diri dan manusia. Jangan lantas karena melejit langsung mencari motto “ Taik Kuccing”. Setiap marah selalu melontarkan kalimat yang tidak bermoral tersebut. Hingga kini belum ada memang penelitian untuk membongkar derajat kenikmatan seseorang mengucapkan “taik kuccing “ saat emosinya memuncak.
Itulah hidup kadang perjalanan bergelombang jika tiba tiba juga jatuh bagai nangka masak . Suaranya bulat menghempas dan saat dilihat buah nangka berserak yang untuk beberapa saat langsung dikerumini lalat. Saat terkapar berlakulah biasa jangan langsung naik sepeda ke kantor . Boleh berdalih untuk kesehatan namun awam akan menilai minta dikasihani. Tembang Cita Citata langsung dinyanyikan “sakitnya tuh Disini” Saat jabatan kembali malah lupa diri . lupa pernah bersandiwara minta dikasihani merasa hebat hingga perasaan sempit.
Susi Pudjiati menjadi menteri di kabinet Jokowi . Wanita pengusaha yang berpenampilan eksentrik itu langsung menjadi tranding topik . Katanya disamping bertato juga perokok berat. Konon juga hanya tamatan SMP. Siapa  yang menduga mantan tukang ikan itu dipercayakan menjadi menteri? Pemilik perusahaan penerbangan Susi Air itu melejit bagai roket. Dari berbagai cerita yang saya himpun justru tampilannya biasa saja jauh dari kesan perasaan sempit yang biasanya selalu dipertontonkan orang-orang terkejut badan menjadi pejabat dan mendapat kekayaan.
Sifat dan sikap perasaan sempit menjadi hak segala pribadi . Dan oleh sebab itu maka perasaan sempit diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan. Bukan itu saja sikap perasaan sempit sering melahirkan “sakitnya tuh Disini”
Selamat jalan pemilik motto “ Taik Kuccing” . Tetap eksis agar tidak menjadi kompos .Bagi yang merasa  dinasti dan kroni segeralah bertobat karena jaman sudah berubah. (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar