Rabu, 25 Juni 2014

Jokowi Bukan Siapa-siapa Tetapi Menginspirasi Banyak Jelata



     Sidikalang-Dairi Pers :  “Coba kita kilas balik latar para presiden yang memimpin negeri ini Mulai dari Presiden pertama Ir Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati , dan Presiden SBY yang hingga kini menjabat umumnya dari kalangan bangsawan atau minimal orang tuanya Begawan. Lantas muncul sosok Jokowi yang bukan siapa-siapa. Pemimpin melejit lahir di pinggiran kali
di solo. Sama seperti kita yang yang bukan siapa-siapa . Tetapi Dia bangkit , dia berbuat, dia tulus yang memberinya banyak kepercayaan  dari orang- orang yang masih berpikir obyektif . Kejujuran dan ketulusannya sesungguhnya menjadi senjata yang tidak dimiliki banyak orang. Hingga anak tukang kayu itu melaju menjadi Capres. Beliau berasal dari orang kecil dan bukan siapa-siapa namun beliau menginspirasi banyak orang bahwa siapapun bisa jadi presiden sekalipun itu anak petani, orang tuanya buruh kasar, nelayan dan mungkin hanya seorang parrengge-rengge di pasar “
     Demikian disampaikan Hendra J Sinaga ketua DPC PKPI Dairi kepada Dairi Pers pecan lalu. Munculnya Jokowi sebagai Capres pasti mengejutkan banyak pihak. Penampilan fisik sederhana dan wajah Indonesia sekali . Sosok dengan latar belakang rekam jejaknya yang brilian semasa menjabat walikota dan Gubernur DKI Jakarta membuat perhatian masyarakat menengah ke bawah melirik prestasi beliau. Wajar karirnya yang melejit itu membuat lahirnya pro kontra. Manusia punya rasa cemburu rasa egoisme dan logika sekali ketika orang mempersiapkan dirinya bertahun-tahun menjadi capres tiba-tiba muncul nama lain yang melejit hanya dalam tempo beberapa bulan  . Tentu hal itu bisa melahirkan kekurang senangan dari sekelompok orang. Saya fikir itu manusiawi saja “ sebut Caleg terpilih  DPRD Dairi tersebut.
     Dikatakan munculnya berbagai kampanye hitam, menyudutkan bahkan tingkat Fitnah sesungguhnya bukan pertama kali dalam perkhelatan Pilpres. Meski black campain untuk pilpres 2014 ini disebutnya sudah berada pada titik kulminasi yang membuat makna demokrasi berubah keajang  menghalalkan segala macam cara. Disisi lain elit politik menyeret rakyat pada pembodohan rakyat , fitnah semua demi kekuasan. Saya hanya berpatokan pada ungkapan orang batak “ dang tarambatan biccar mataniari” . Apapun yang dilakukan orang untuk menjegal ketika Sang pemilik alam memilihnya maka tak satupun kekuatan manusia bisa menghalangi.  sebut Sinaga.
     Menurut mantan anggota KPUD Dairi ini berbagai isu yang menyerang Jokowi mulai dari SARA hingga mencari-cari kesalahannya.. karena sulitnya  mencari kesalahan  bisanya akan di menebar fitnah. Itulah yang dialami jokowi. Sebutan  tuanya Tionghoa  dan dari singapura. Ini benar-benar sebuah isu yang berlebihan. Hingga anak-anak juga kenal jokowi anak-anak saja tahu membedakan ciri khas ras manusia . Ini malah dijadikan masalah. Memunculkan isu Jokowi terlibat  korupsi Trans Jakarta hingga sejumlah isu yang mengada-ada capres boneka, tidak tegas . Tren yang saya lihat ada sekelompok orang inginkan  jokowi salah ingin jokowi berdosa. Muncul isu-isu ringan seperti itu karena memang jokowi sosok bersih tanpa cela selama mengelola pemerintahan baik saat walikota dan gubernur DKI. Andai ada saja cacat berkaitan korupsi barang kali itulah yang akan menjadi sasaran yang tidak habis-habisnya. Karena tidak ada kesalahan fatal maka ditebar fitnah. Yang kecil-kecilpun jadi yang penting Jokowiu bersalah “ jelas Hendra.
     Menebar isu kurang tegas. Saya katakan pemahaman tegas itu bukan dengan mata melotot, bukan dengan gaya membentak atau  sampai menghajar orang. Tegas dalam civil society mengambil keputusan yang tepat dan cepat. Respon keinginan masyarakat dan bukan seperti komando. Yang dipimpin rakyat sipil dari berbagai latar, SDM dan pemahaman . Disini yang dibutuhkan pemimpin yang mapan membaca keinginan rakyat karena rakyat bukan pasukan, juga bukan komando” sebutnya.
     Disisi lain Hendra menjelaskan rekam jejak Jokowi memimpin rakyat di kota dan gubernur telah dibuktikan dan itu merupakan suatu rangkaian rekam jejak yang menjadi alat jaminan  bagi rakyat jelata sesungguhnya Jokowi lebih baik. Jenjang walikota, gubernur dengan rekam jejak yang brilian dan dipercayai rakyat merupakan salah satu alat garansi kala menjadi presiden juga akan membuat bangsa ini lebih baik” sebutnya.
     Disebutkan Hendra beda jaman beda juga tipe kepemimpinan yang diharapkan rakyat. Itu tergantung kondisi dan tantangan yang dihadapi Negara. Jika masa penjajahan rakyat akan yakin dengan penampilan ala  pahlawan seperti dalam sejarah berkuda, menghunus pedang. Berada di depan memimpin rakyat memberikan semangat untuk mengusir penjajah dan laga perang. Masa kemerdekaan tentu bagaimana mempertahankan kemerdekaan namun mulai berpikir memenuhi kebutuhan rakyat soal pangan dan kesejahteraan. Hingga jaman modern ini yang dibutuhkan rakyat peningkatan kesejahteraan  kehidupan . Mapan secara ekonomi dan jaminan keadilan persamaan di depan  hukum serta penghormatan hak azasi manusia. Jadi bangsa ini tengah memilih dua capres yang bersaing mana diantara kedua capres ini yang diyakini  dapat menjawab tantangan Indonesia, Yang pasti Indonesia sudah lama merdeka bukan tantangan Indonesia sekarang bukan untuk berperang. Namun tantangan bagaimana menjawab tantangan masyarakat dalama kesejahteraan dan keadilan,
     Jaman ini tantangannya korupsi yang diyaniki membuat rakyat kecil miskin, Secara umum kebutuhan akan pangan terpenuhi meski masih juga ada rakyat yang harus menanti raskin namun jumlahnya tidak terlalu besar. Keadilan dimata hukum, kebebasan ber ekpresi dan terjaminnnya hak azasi manusia. Maka melihat rekam jejak dua capres jika mengacu pada nurani kejujuran tentu akan memilih Jokowi. Namun jika mengacu pada kepentingan  pribadi tentu jokowi bukan pilihan, sebutnya.
      Hendra yang dipertanyakan apa guna  Jokowi bagi Dairi ketika menjadi presiden dikatakannya sesungguhnya banyak hal . Sesutu yang paling utama Jokowi bukan siapa siapa, Masyarakat Dairi umumnya bukan siapa-siapa dan hanya orang biasa. Ketika jokowi menjadi presiden akan menginspirasi banyak orang untuk bersemangat bahwa ternyata peluang itu ada dan terbuka jika jujur dan tulus untuk  rakyat.
     Berdasar rekam jejak naiknya PAD di Solo dan DKI dikonversi langsung untuk kesejahteraan perangkat birokrat dan bertambahnya fasilitas  untuk rakyat justru menjadi alat pembanding kelak kepemimpinan demikian akan diberlakukan kepada seluruh Indonesia. Itu artinya Dairi juga akan mengikuti arah pemikiran Jokowi pro rakyat.  Tentu orang yang telah berbuat dan membuktikan akan mendapat kepercayaan dari rakyat.
     Persoalan bangsa ini adalah Trush (kepercayaan) . Dimana rakyat kehilangan kepercayaan kepada pemerintah kepada hokum dan sosok jokowi telah menbuktikan dipercayai rakyat karena kinerja . Inilah salah satu garansi Indonesia akan lebih baik ditangannya.
     Disamping itu disebutkan Hendra tren pemerintah daerah pasti mengikuti kepemimpinan pusat. Hal itu berkaitan dengan politik anggaran dan ketika presiden bersikap jujur , tulus dan kinerja terukur maka kepala daerah yang tidak mengiktui gaya kepemimpian  demikian tentu akan kesulitan sendiri. Kertika presiden nyata turun melihat rakyatnya paling tidak kepala daerah juga akan sering memperhatikan rakyat. Ketika jokowi mengangkat pejabat dengan Fit and profert test mempercayakan pejabat atas penilaian kemampuan tentu kepala daerah sedikit berkuang melakukan penempatan pejabat berdasar family, tim sukses dan ikatan marga. Ketika presiden tegas terhadap  korupsi tentu kepala daerah akan mengurangi porsi korupsinya yang sering ditumpangkan di APBD
     Jadi sangat besar pengaruh seorang presiden terhap perkembangan daerah, sebut Hendra. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar