Sidikalang-Dairi Pers
: “Coba kita kilas balik latar para
presiden yang memimpin negeri ini Mulai dari Presiden pertama Ir Soekarno,
Soeharto, Habibie, Gusdur, Megawati , dan Presiden SBY yang hingga kini
menjabat umumnya dari kalangan bangsawan atau minimal orang tuanya Begawan.
Lantas muncul sosok Jokowi yang bukan siapa-siapa. Pemimpin melejit lahir di
pinggiran kali
di solo. Sama seperti kita yang yang bukan siapa-siapa . Tetapi
Dia bangkit , dia berbuat, dia tulus yang memberinya banyak kepercayaan dari orang- orang yang masih berpikir
obyektif . Kejujuran dan ketulusannya sesungguhnya menjadi senjata yang tidak
dimiliki banyak orang. Hingga anak tukang kayu itu melaju menjadi Capres.
Beliau berasal dari orang kecil dan bukan siapa-siapa namun beliau
menginspirasi banyak orang bahwa siapapun bisa jadi presiden sekalipun itu anak
petani, orang tuanya buruh kasar, nelayan dan mungkin hanya seorang
parrengge-rengge di pasar “
Demikian disampaikan
Hendra J Sinaga ketua DPC PKPI Dairi kepada Dairi Pers pecan lalu. Munculnya
Jokowi sebagai Capres pasti mengejutkan banyak pihak. Penampilan fisik
sederhana dan wajah Indonesia sekali . Sosok dengan latar belakang rekam
jejaknya yang brilian semasa menjabat walikota dan Gubernur DKI Jakarta membuat
perhatian masyarakat menengah ke bawah melirik prestasi beliau. Wajar karirnya
yang melejit itu membuat lahirnya pro kontra. Manusia punya rasa cemburu rasa
egoisme dan logika sekali ketika orang mempersiapkan dirinya bertahun-tahun menjadi
capres tiba-tiba muncul nama lain yang melejit hanya dalam tempo beberapa
bulan . Tentu hal itu bisa melahirkan
kekurang senangan dari sekelompok orang. Saya fikir itu manusiawi saja “ sebut
Caleg terpilih DPRD Dairi tersebut.
Dikatakan munculnya berbagai
kampanye hitam, menyudutkan bahkan tingkat Fitnah sesungguhnya bukan pertama
kali dalam perkhelatan Pilpres. Meski black campain untuk pilpres 2014 ini
disebutnya sudah berada pada titik kulminasi yang membuat makna demokrasi
berubah keajang menghalalkan segala
macam cara. Disisi lain elit politik menyeret rakyat pada pembodohan rakyat ,
fitnah semua demi kekuasan. Saya hanya berpatokan pada ungkapan orang batak “
dang tarambatan biccar mataniari” . Apapun yang dilakukan orang untuk menjegal
ketika Sang pemilik alam memilihnya maka tak satupun kekuatan manusia bisa
menghalangi. sebut Sinaga.
Menurut mantan anggota
KPUD Dairi ini berbagai isu yang menyerang Jokowi mulai dari SARA hingga
mencari-cari kesalahannya.. karena sulitnya
mencari kesalahan bisanya akan di
menebar fitnah. Itulah yang dialami jokowi. Sebutan tuanya Tionghoa dan dari singapura. Ini benar-benar sebuah
isu yang berlebihan. Hingga anak-anak juga kenal jokowi anak-anak saja tahu
membedakan ciri khas ras manusia . Ini malah dijadikan masalah. Memunculkan isu
Jokowi terlibat korupsi Trans Jakarta
hingga sejumlah isu yang mengada-ada capres boneka, tidak tegas . Tren yang
saya lihat ada sekelompok orang inginkan
jokowi salah ingin jokowi berdosa. Muncul isu-isu ringan seperti itu
karena memang jokowi sosok bersih tanpa cela selama mengelola pemerintahan baik
saat walikota dan gubernur DKI. Andai ada saja cacat berkaitan korupsi barang
kali itulah yang akan menjadi sasaran yang tidak habis-habisnya. Karena tidak
ada kesalahan fatal maka ditebar fitnah. Yang kecil-kecilpun jadi yang penting
Jokowiu bersalah “ jelas Hendra.
Menebar isu kurang
tegas. Saya katakan pemahaman tegas itu bukan dengan mata melotot, bukan dengan
gaya membentak atau sampai menghajar
orang. Tegas dalam civil society mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Respon keinginan masyarakat dan bukan seperti komando. Yang dipimpin rakyat
sipil dari berbagai latar, SDM dan pemahaman . Disini yang dibutuhkan pemimpin
yang mapan membaca keinginan rakyat karena rakyat bukan pasukan, juga bukan
komando” sebutnya.
Disisi lain Hendra
menjelaskan rekam jejak Jokowi memimpin rakyat di kota dan gubernur telah
dibuktikan dan itu merupakan suatu rangkaian rekam jejak yang menjadi alat
jaminan bagi rakyat jelata sesungguhnya
Jokowi lebih baik. Jenjang walikota, gubernur dengan rekam jejak yang brilian
dan dipercayai rakyat merupakan salah satu alat garansi kala menjadi presiden
juga akan membuat bangsa ini lebih baik” sebutnya.
Disebutkan Hendra beda
jaman beda juga tipe kepemimpinan yang diharapkan rakyat. Itu tergantung
kondisi dan tantangan yang dihadapi Negara. Jika masa penjajahan rakyat akan
yakin dengan penampilan ala pahlawan
seperti dalam sejarah berkuda, menghunus pedang. Berada di depan memimpin
rakyat memberikan semangat untuk mengusir penjajah dan laga perang. Masa
kemerdekaan tentu bagaimana mempertahankan kemerdekaan namun mulai berpikir
memenuhi kebutuhan rakyat soal pangan dan kesejahteraan. Hingga jaman modern
ini yang dibutuhkan rakyat peningkatan kesejahteraan kehidupan . Mapan secara ekonomi dan jaminan
keadilan persamaan di depan hukum serta
penghormatan hak azasi manusia. Jadi bangsa ini tengah memilih dua capres yang
bersaing mana diantara kedua capres ini yang diyakini dapat menjawab tantangan Indonesia, Yang
pasti Indonesia sudah lama merdeka bukan tantangan Indonesia sekarang bukan
untuk berperang. Namun tantangan bagaimana menjawab tantangan masyarakat dalama
kesejahteraan dan keadilan,
Jaman ini tantangannya
korupsi yang diyaniki membuat rakyat kecil miskin, Secara umum kebutuhan akan
pangan terpenuhi meski masih juga ada rakyat yang harus menanti raskin namun
jumlahnya tidak terlalu besar. Keadilan dimata hukum, kebebasan ber ekpresi dan
terjaminnnya hak azasi manusia. Maka melihat rekam jejak dua capres jika
mengacu pada nurani kejujuran tentu akan memilih Jokowi. Namun jika mengacu
pada kepentingan pribadi tentu jokowi
bukan pilihan, sebutnya.
Hendra yang dipertanyakan apa guna Jokowi bagi Dairi ketika menjadi presiden
dikatakannya sesungguhnya banyak hal . Sesutu yang paling utama Jokowi bukan
siapa siapa, Masyarakat Dairi umumnya bukan siapa-siapa dan hanya orang biasa.
Ketika jokowi menjadi presiden akan menginspirasi banyak orang untuk
bersemangat bahwa ternyata peluang itu ada dan terbuka jika jujur dan tulus
untuk rakyat.
Berdasar rekam jejak
naiknya PAD di Solo dan DKI dikonversi langsung untuk kesejahteraan perangkat
birokrat dan bertambahnya fasilitas
untuk rakyat justru menjadi alat pembanding kelak kepemimpinan demikian
akan diberlakukan kepada seluruh Indonesia. Itu artinya Dairi juga akan
mengikuti arah pemikiran Jokowi pro rakyat.
Tentu orang yang telah berbuat dan membuktikan akan mendapat kepercayaan
dari rakyat.
Persoalan bangsa ini
adalah Trush (kepercayaan) . Dimana rakyat kehilangan kepercayaan kepada
pemerintah kepada hokum dan sosok jokowi telah menbuktikan dipercayai rakyat
karena kinerja . Inilah salah satu garansi Indonesia akan lebih baik
ditangannya.
Disamping itu disebutkan
Hendra tren pemerintah daerah pasti mengikuti kepemimpinan pusat. Hal itu
berkaitan dengan politik anggaran dan ketika presiden bersikap jujur , tulus
dan kinerja terukur maka kepala daerah yang tidak mengiktui gaya
kepemimpian demikian tentu akan kesulitan
sendiri. Kertika presiden nyata turun melihat rakyatnya paling tidak kepala
daerah juga akan sering memperhatikan rakyat. Ketika jokowi mengangkat pejabat
dengan Fit and profert test mempercayakan pejabat atas penilaian kemampuan
tentu kepala daerah sedikit berkuang melakukan penempatan pejabat berdasar
family, tim sukses dan ikatan marga. Ketika presiden tegas terhadap korupsi tentu kepala daerah akan mengurangi
porsi korupsinya yang sering ditumpangkan di APBD
Jadi sangat besar
pengaruh seorang presiden terhap perkembangan daerah, sebut Hendra. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar