Kamis, 12 Desember 2013

Diperkirakan Pileg Masih Andalkan Uang



Sidikalang-Dairi Pers : Meski larangan money politik dalam pemilu cukup tegas dalam undang-undang namun diperkirakan dalam pemilu pileg 2014 uang masih senjata paling ampuh dalam meraup suara pemilih di Dairi. Pilgubsu dan pilkada yang baru berlalu sepertinya membuat masyarakat
menjadi terbiasa dengan uang berkaitan politik. Hal itu diduga kuat akan sampai pada pileg 2014. Hukuman bagi pelaku  money politik  yang hingga kini belum pernah terjadi di Dairi  diperkirakan  akan membuat berlangsungnya pileg 2014 juga akan diwarnai perang uang caleg untuk mendapatkan suara pemilih.
Pantauan Dairi Pers dilapangan meski kekecewaan atas hasil pilkada Dairi  lebih sering terdengar ditengah masyarakat namun  mulai berlangsungnya suksesi caleg membuat masyarakat sedikit melupakan kekecewaan pilkada. Para caleg yang kini mulai langsung melakukan pendekatan kepada pemilih melalui marga, hubungan saudara , kerabat dan persahabatan sedikit dapat melupakan peristiwa Pilkada Dairi .
Sementara itu kekecewaan pemilih Dairi dalam demokrasi  diperkirakan akan menyulut motivasi memilih caleg hanya karena uang . Apatisme akan vigor dan nama wakil rakyat membuat  masyarakat pemilih di Dairi belum mengandalkan kwalitas dan SDM calon DPRD.  Prediksi kuat Pemilih masih mengandalkan seberapa besar dana yang mereka terima untuk memilih seoarang caleg.
Dari survey Dairi Pers Setidaknya ada dua hal alasan pemilih menggantungkan pilihan pada besaran uang  yakni ketidak percayaan kepada vigor wakil rakyat . Kekecewaan yang dirasakan rakyat atas pilihan caleg periode silam sering terdengar dengan berbagai cemoohan. Hanya ingat rakyat jelang pileg.  Jadi dewan juga untuk cari uang . Melupakan rakyat. Pengumbar janji dan banyak kalimat yang akhirnya menyeret keapatisan rakyat terhadap vigor wakil rakyat .               
Sementara itu motif lain kemiskinan dan SDM masyarakat yang masih rendah membuat uang menjadi alat ukur dalam menjatuhkan pilihan . Ketidak perdulian akan prinsip berdemokrasi dan pilihan nurani semakin mengkristalkan uang menjadi penentu kemenangan dalam Pileg.
Dari beberapa tempat kecamatan yang disurvey Dairi Pers pecan silam menyebutkan metode yang digunakan para caleg untuk pemilu 2014 semua mirip yakni pendekatan melaui marga. Ada juga yang melalui pendekatran agama dan tokoh-tokoh agama. Namun dibeberapa tempat juga terlihat pendekatan melalui jaringan pemerintahan desa hingga kepala lingkungan.
Di daerah Pegagan Hilir , Sumbul dan tigalingga secara halus terlihat sinyalemen pemilih menanti siapa caleg yang memberikan “serangan Fajar” paling besar.  Ternyata hasil survey Rabu (3/12) untuk Dapem II siempat nempu Hilir Silima Pungga punga, siempat nempu tren yang sama juga terjadi di masyarakat. Kalimat “ nanti juga kalau sudah duduk tidak mengingat pemilihnya” menjadi sering terdengar. Bahkan beberapa diantara responden yang dihubungi Dairi Pers secara acak tersebut menyampaikan jika tidak ada uang  maka lebih baik tidak memilih.
Sementara itu di kota Sidikalang sebagai ibukota kab Dairi meski pemilihnya lebih realistis namun pasca kekecewaan pilkada terlihat tren tidak akan memilih caleg salah satu partai. “ Kecewa Politik” sangat terasa di kalangan pemilih kota Sidikalang. Sepertinya meski uang dalam nilai besar ditawarkan kalau dari salah satu partai akan diterima namun saat pencoblosan akan berpindah ke caleg lain. Alasan kuat perlunya perbedaan warna eksekutif dan legislative sebagai alat control pemerintah menjadi alas an  pemilih di Sidikalang dalam penentuan pilihan caleg. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar