Semasa kecil saya sekolah di SD Barisan nauli,. Saya masih
ingat persis seorang temanku bernama SS dan Mula Sinaga. Sengaja nama SS ku
singkat karena aku takut aja kalau nanti dia tahu habislah aku.
Masa itu menonton film di bioskop Bakoraya hanya orang-orang
mampulah yang bisa. Dan siapa yang mampu menonton di layar lebar kala itu sudah
termasuk keren. Pulang sekolah kami selalu bersama jalan kaki menuju batang
beruh.
Saya masih ingat kala itu ada sebuah film yang sangat boming di
Dairi judulnya Labak membara. Film itu menggambarkan patriot Indonesia berjuang
melawan jepang. Dan SS bercerita kalau film itu sangat enak untuk ditonton.
Dengan semangatnya dia bercerita kalau para pejuang-pejuang itu handal dan bisa
membunuh tentara jepang. Ada juga yang kebal tahan tembak. Kami begitu
menikmati cerita SS dan sangat tertarik atas jalan ceritanya. Dia menceritakan
film itu dengan berapi-api.dan kami sangat terpukau .
Hingga aku bertanya SS…molo na mar panah I mate do? SS terdiam
dan berkata “ sian si kimman do huboto i…kami tertawa .Namun Mula Sinaga marah
besar langsung SS dipukuli sambil berkata “ ah…semangat iba mambege hape cerita
ni halak do diceritahon ko” dan langsung dipukuli hingga babak belur.
Ternyata sia adu hoda bukan terjadi pada masa aku SD dulu. Kini
di jaan modern ada juga manusia si adu
hoda dan itu terjadi di Facebook. Katakan saja seorang perantau Dairi yang kini
tinggal di Jakarta selalu merasa sok pintar, sok pandai dan sok tahu tentang
politik Dairi. Belum lama ini dia mengunggah undangan para balon /calon bupati
tanggal 16 februari ke jakarta. Dalam unggahannya meminta semua TS
mempersiapkan makalah.
Lantas saya tanya memang anda siapa ? KPU atau tim apa?. Sudah
berapa hebatkah perasaan anda sehingga merasa berhak mengumpulkan calon Bupati
Dairi. Jika saya calon Bupati saya habiskan uang untuk tiket peswat
menyampaikan makalah di depan anda apa feedbecknya untuk saya? Manusia si adu
hoda itu hanya menjawab saya disuruh para perantau menggunggah. Dengan panjang
dia menjawab. Namun saya sudah tidak perduli. Dalam hati saya berkata saya juga
yang salah kok menanggapi manusia yang hanya sekelas pesuruh. Belum lagi hanya
bermental si Adu hoda.
Belum lama ini sekelompok orang
mengaku \sebagai beberapa kepala desa dan tokoh agama di Dairi berdemo
ke DPRD Dairi. Saya terkejut karena bagiku itu sejarah baru di Dairi tokoh
agama demo . Yang dituntut juga hal yang aneh minta di danai agar bisa ke luar
negeri. Namun yang aneh dalam pandanganku beberapa kepala desa yang akhirnya
mundur saat penjelasan ketua DPRD Dairi. Saat kami berkumpul di salah satu
kedai beberapa kepala desa ini kutanyakan apa yang mereka tuntut. Ternyata para
pemimpin di desanya itu kalau mereka dapat
SMS usulan mereka akan mendapat sepeda motor ternyata di coret DPRD.
Dengan ditolak APBD maka mereka tidak gajian dan ADD hilang.
Kembali saya bertemu manusia si adu hoda. Bertindak tanpa
melakukan klarifikasi dan ricek akan tindakannya. Mereka bertindak namun tidak
tahu peraturan. Mereka hanya
terprovokasi dan di otak mereka yang kulihat seakan-akan kalau sudah massa
menjadi benar. Tidak sedikitpun raut malu diwajahnya meski tindakannya
sebenarnya sudah si adu hoda . Dalam hatiku hanya berkata syukur gak disini si
Mula sinaga. Molo daong do nga hona dege ho sude he…he… (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar