Selasa, 22 Januari 2013

Siadu Hoda


      Semasa kecil saya sekolah di SD Barisan nauli,. Saya masih ingat persis seorang temanku bernama SS dan Mula Sinaga. Sengaja nama SS ku singkat karena aku takut aja kalau nanti dia tahu habislah aku.

      Masa itu menonton film di bioskop Bakoraya hanya orang-orang mampulah yang bisa. Dan siapa yang mampu menonton di layar lebar kala itu sudah termasuk keren. Pulang sekolah kami selalu bersama jalan kaki menuju batang beruh.
      Saya masih ingat kala itu ada sebuah film yang sangat boming di Dairi judulnya Labak membara. Film itu menggambarkan patriot Indonesia berjuang melawan jepang. Dan SS bercerita kalau film itu sangat enak untuk ditonton. Dengan semangatnya dia bercerita kalau para pejuang-pejuang itu handal dan bisa membunuh tentara jepang. Ada juga yang kebal tahan tembak. Kami begitu menikmati cerita SS dan sangat tertarik atas jalan ceritanya. Dia menceritakan film itu dengan berapi-api.dan kami sangat terpukau .
      Hingga aku bertanya SS…molo na mar panah I mate do? SS terdiam dan berkata “ sian si kimman do huboto i…kami tertawa .Namun Mula Sinaga marah besar langsung SS dipukuli sambil berkata “ ah…semangat iba mambege hape cerita ni halak do diceritahon ko” dan langsung dipukuli hingga babak belur.
      Ternyata sia adu hoda bukan terjadi pada masa aku SD dulu. Kini di jaan modern  ada juga manusia si adu hoda dan itu terjadi di Facebook. Katakan saja seorang perantau Dairi yang kini tinggal di Jakarta selalu merasa sok pintar, sok pandai dan sok tahu tentang politik Dairi. Belum lama ini dia mengunggah undangan para balon /calon bupati tanggal 16 februari ke jakarta. Dalam unggahannya meminta semua TS mempersiapkan makalah.
      Lantas saya tanya memang anda siapa ? KPU atau tim apa?. Sudah berapa hebatkah perasaan anda sehingga merasa berhak mengumpulkan calon Bupati Dairi. Jika saya calon Bupati saya habiskan uang untuk tiket peswat menyampaikan makalah di depan anda apa feedbecknya untuk saya? Manusia si adu hoda itu hanya menjawab saya disuruh para perantau menggunggah. Dengan panjang dia menjawab. Namun saya sudah tidak perduli. Dalam hati saya berkata saya juga yang salah kok menanggapi manusia yang hanya sekelas pesuruh. Belum lagi hanya bermental si Adu hoda.
      Belum lama ini sekelompok orang  mengaku \sebagai beberapa kepala desa dan tokoh agama di Dairi berdemo ke DPRD Dairi. Saya terkejut karena bagiku itu sejarah baru di Dairi tokoh agama demo . Yang dituntut juga hal yang aneh minta di danai agar bisa ke luar negeri. Namun yang aneh dalam pandanganku beberapa kepala desa yang akhirnya mundur saat penjelasan ketua DPRD Dairi. Saat kami berkumpul di salah satu kedai beberapa kepala desa ini kutanyakan apa yang mereka tuntut. Ternyata para pemimpin di desanya itu kalau mereka dapat  SMS usulan mereka akan mendapat sepeda motor ternyata di coret DPRD. Dengan ditolak APBD maka mereka tidak gajian dan ADD hilang.
      Kembali saya bertemu manusia si adu hoda. Bertindak tanpa melakukan klarifikasi dan ricek akan tindakannya. Mereka bertindak namun tidak tahu peraturan.  Mereka hanya terprovokasi dan di otak mereka yang kulihat seakan-akan kalau sudah massa menjadi benar. Tidak sedikitpun raut malu diwajahnya meski tindakannya sebenarnya sudah si adu hoda . Dalam hatiku hanya berkata syukur gak disini si Mula sinaga. Molo daong do nga hona dege ho sude he…he… (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar