Sidikalang-Dairi Pers : Dimata orang lain mungkin saya hanya
seorang jelata yang setiap harinya berkeliling menjual barang dagangan yang
tidak seberapa harganya. Saya menyadari prinsip keumuman manusia dalam kehidupan
masih menempatkan
materi dan penampilan untuk mendapat pengakuan. Merupakan
suatu kebanggaan yang tidak dapat saya ungkapkan dengan kalimat bisa mendapat
kerpercayaan seorang DR. Junimart Girsang, SH, MH, MBA Pemilu silam . Meski
beliau sekaliber nasional namun beliau bisa menerima orang dari kalangan apapun
untuk bersahabat dengannya.
Demikian Ingot Silaban
sahabat kecil Junimart Girsang yang
pemilu silam mendapat satu tiket duduk di kursi Senayan. Ingot Silaban yang
dikenal piawai dalam mengoalah singkatan-singkatan dalam bentuk kalimat lucu
dan tepat itu menyebutkan akan muncul dugaan beraneka ketika saya berkomentar
di Koran. Komentar miring seperti tidak layak, cemoohan sudah pasti muncul namun bagi saya tidaklah
menjadi sebuah bosa untuk mengatakan apa
yang dirasakan ketika berjumpa dengan seorang pengacara kondang.
“ Terus terang saya
tidak pernah mendapat pujian dari siapapun bahkan mungkin dihargai orang lain .
Namun apa yang saya rasakan sejak setahun silam mendengar Junimart Girsang
terjun ke dunia politik menuju Senayan. Saya ikut berdoa dan setidaknya
menceritakan masa lalu seorang junimart dan berharap orang tertarik dan
menjatuhkan pilihan. Saya hanya punya modal mulut dan memori akan masa lalu
ketika kami kecil. Dan itulah yang saya dapat berikan kepada seorang sahabat
untuk impiannya. Bukan untuk dihargai atau mendapat imbalan akan usaha itu.
Namun saya ingin mengatakan sikap menghargai orang lain, Tidak sombong , tidak
arogan merupakan modal utamanya dalam meraih sejumlah prestasi sukses.” Sebut
Silaban.
Masa kecil kami
menghabiskan waktu bermain bola di halaman gedung nasional. Pada masa itu tidak
ada yang menduga di usia tua kelak menjadi apa.
Masa kecil Saya tidak pernah berpikir menjadi begini dan saya tidak pernah
terbayang seorang junimart menjadi seperti sekarang. Namun itulah sebuah
perjalanan bagaimanapun manusia yang terbaik adalah manusia yang berguna kepada orang lain, sebutnya.
Ingot menguraikan kalau dirinya sangat bangga
bisa duduk berdekatan bahkan jika mendapat telepon dari Junimart Girsang. Mungkin bagi orang lain ini
sesuatu yang tidak istimewa namun bagi saya mungkin seorang Junimart adalah
satu satunya orang terkeren yang mau
memberikan kepercayaan kepada saya” sebutnya sambil tersenyum.
Saat dipertanyakan masa
kecil seorang Junimart Girang menurut
Ingot Silaban sama dengan anak-anak lainnya di jaman itu bermain bola di gedung
nasional. Mandi diparit jalan singamangaraja Sidikalang depan rumahnya. Dan
juga sama seperti anak keumuman saat itu membantu orang tua dengan beternak di
belakang rumah.
Masa SMP juga mungkin
masa jembatan menuju remaja juga diwaranai sedikit kenakalan usia ABG. Namun
ada satu yang menjadi catatan saya seorang junimart kecil meski sama dengan
anak keumuman namun dia disiplin dalam tugas seperti rutinitas belajar dan
tanggung jawabnya membantu ekonomi orang tua mengurusi ternak di belakang
rumah.
“ Yang membedakan kami pasti keberaniannnya hijrah ke pulau Jawa.
Mengutamakan pendidikan sedang kami memilih bertahan di kampung halaman tanpa
berani bersaing . Saya yakin sekolah dan pengalaman yang membuat orang
sukses. Kesusahan orang dirantau
membuatnya matang dan itulah motivasi
yang jarang dimiliki orang orang yang memilih tinggal menjaga kampung halaman.
Namun saya bangga memiliki sahabat sepertinya meski dihati kecil berharap kelak
ada anak-anaknya yang bisa sesukses sahabat kecilnya itu” (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar