· Tong
Sampah Cipta Karya Jadi Bahan Olokan
· Kejaksaan Diminta Usut
Pengelolaan Bedah Rumah
Sidikalang-Dairi Pers : Tong sampah yang disebar dinas cipta
karya dan tata ruang Dairi yang terbuat dari keranjang jeruk jadi bahan olokan
warga Sidikalang. Hampir semua tertawa melihat tong sampah
yang terbuat dari
keranjang jeruk itu berjejer di kota Sidikalang. Paling memalukan justru kota
ini konon tengah dipersiapkan untuk meraih adipura. Kepala Dinas Cipta Karya
Dairi Ir. Jisler Lumbanbatu bahkan enggan berkomentar atas model tong sampah
yang dibuatnya.
Pantauan Dairi Pers dari sejumlah warga Sidikalang justru
tertawa dengan tong sampah yang dibagikan pemkab Dairi terbuat dari keranjang
jeruk. Berbagai komentar ejekan juga
disampaikan warga semisal “ mungkin itu sisa keranjang jeruk dari kaban jahe
dan di Sidikalang itu dianggap hebat”. Komentar lainnya “ Apakah tidak punya
perencanaan membuat tong sampah dari
kenjang jeruk. Tidak semua sampah kering. Ketika cair sama saja tong sampah tak
berguna.”
Ada juga yang menyebutkan Dinas Cipta Karya Dairi semakian
sulit difahami sejak di tangan Jisler lumbanbatu karena banyaknya kebijakan
yang sulit diterima akal sehat.
Paling Bermasalah
Sementara itu oknum kepala dinas Cipta Karya Dairi Ir. Jisler
Lumbanbatu dalam minggu pertama Juni merupakan kepala dinas yang paling
bermsalah dan harus berhadapan dengan undangan DPRD Dairi. Anggota DPRD Dairi
Saut Ujung senin (10/6) kepada Dairi
Pers menjelasakan kalau beberapa pekerjaan dinas cipta karya harus didengarkan
alasannya atas berbagai masalah proyek seperti proyek PAM bakal-Sipoltong. Kita
undang beliau karena fakta yang terjadi pipa ditanam harusnya 50 Cm justru yang
dilakukan 40 CM. Maka ketika muncul proyek lainnya menjadi ketahuan kedalaman
pipa. “ Kita berikan saran dari pada masalah nantinya lebih baik cipta karya itu kembali mengorek
dan menanam pipa sesuai kontrak. Satu meter biaya upah mengorek hanya Rp. 2.500
masa untuk urusan begitu juga tidak segera diatasi “ sebut Saut Ujung.
Sementra itu Oknum kepala Dinas Cipta Karya Jisler Lumbanbatu
juga harus berhadapan dengan undangan dengar pendapat bersama komisi C DPRD
Dairi minggu ini sekaitan dengan proyek bedah rumah yang tengah bermasalah di
Dairi. Oknum yang suka menjawab pertanyaan dengan berbelit-belit ini kerap “
disembur” dewan agar langsung menjawab ke inti masalah.
Dalam pertemuan Komisi C DPRD Dairi yang dihadiri Martua
Nahampun, Saut Ujung, Harry Napitupulu , Edward Munte langsung diminta
ketegasannya soal sumber dana bedah rumah. Jisler sebelumnya berputar-putar
soal kepastian sumber dana. Setelah suara dari anggota DPRD meninggi baru kepala
dinas berkumis tebal ini ini menjawab jujur dari kementerian perumahan rakyat.
Bahkan Edward munte mensinyalir kalau pengelolaan bedah rumah
di Dairi banyak melanggar Juklak aturan
seperti penghunjukan toko dan supplier.
Bahkan dengan tegas Edward menyebut dugaan Dinas merangkap sebagai Calo.
Kejaksaan
Sementara itu masih misteriusnya petunjuk pelaksaan program
bedah rumah di Dairi yang diduga dilakukan sekelompok orang dan hanya
mengandalkan surat took atau suplier
pengadaan bahan agaknya harus menjadi “PR” kejaksaan negeri Sidikalang untuk
membongkar pelaksanaan proyek bedah rumah di Dairi.
Dugaan kuat oknum kepala dinas
Cipta Karya Dairi berhubungan dengan sekelompok orang yang bukan
supplier, juga bukan took untuk
pengadaan bahan-bahan bangunan. Dan hal itu sangat rentan terhadap dugaan
melanggar juklak proyek bedah rumah di Dairi. Untuk tahun 2012 jumlah bedah
rumah 7000 an unit dengan dana Rp. 6 juta per unitnya. Milyaran rupiah dana
untukl nedah rumah di Dairi harus segera
diusut aparat berwenang karena mncul dugaan kuat merupakan bagian dari praktek
korupsi memberikan ruang bagi orang lain untuk menjadi kaya dengan melanggar
aturan yang ada. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar