Sidikalang-Dairi Pers : Mungkin
bagi rakyat jelata janji kampanye tidak
ditepati seorang kepala daerah saat menjabat sudah menjadi hal biasa. Namun
ketika janji terungkap saat menjabat
namun tidak terbukti akan berakibat hilangnnya kepercayaan rakyat.
Tiga janji besar bupati Dairi Johnny Sitohang setelah duduk sebagai kepala
daerah untuk rakyat Dairi yang tidak realisasi
membuat kepercayaan rakyat berkurang.
Catatan Dairi Pers janji pertama seorang Bupati Dairi
kepada Rakyat yang diucapkan lantang yakni Desember 2010
yang menyebut akan memidahkan kantor bupati Dairi ke lokasi baru karena
keberadaan kantor bupati sudah kurang memadai. Janji itu disampaikan di depan
banyak orang dalam satu pidato dan diulang lagi saat acara open house tahun
baru 2011. Iringan tepuk tangan terdengar riuh kala itu.
Namun bulan berganti dan tahun bertambah janji itu tidak
terealisasi. Padahal akses pidato itu
berkembang luas . Banyak isu dan
spekulasi kalau lokasi kantor bupati
bakal berada di Sitinjo. Sejumlah
pemilik tanah di daerah panji harap-harap cemas dan mempersiapkan diri untuk
membuka usaha serta penyediaan tanah yang bakal di beli pemkab Dairi. Namun
hingga pertengahan 2012 janji itu tidak terealisasi. Bahasa- bahasa miring dari
masyarakat terus bergulir perlihal gagalnya janji yang diucapkan seorang nomor
satu di Dairi itu.
Kredibiltas dan kejujuran seorang pemimpin Dairi itu menjadi
bahan pertanyaan besar yang cukup menggangu kepercayaan public. Bukan itu
saja secara otomatis rasa percaya rakyat
menjadi luntur karena janji yang tidak ditepati.
Janji kedua seorang bupati Dairi yang hingga kini dianggap
rakyat Dairi hanya isapan jempol semata dalam beberapa kegiatan kunker dan
pidato di depan masyarakat dengan lantang menyebut dalam dua tahun Dairei
berubah. Pemikiran rakyat yang menerima janji seorang kepala daerah itu justru
berubah kearah yang lebih baik. Berubah secara ekonomi, berubah kepada
pembangunan infrastruktur yang lancar serta majunya Dairi dalam pembangunan.
Tiga tahun kepemimpinan Dairi di tangannya hingga kini janji
itu tidak juga terbukti. Bahkan yang terjadi justru penggunaan anggaran
keuangan daerah dituding tidak berpihak ke rakyat. Banyak protes elemen
masyarakat Dairi mulai dari mahasiswa, LSM dan pemerhati Dairi menyebut kalau
APBD Dairi lebih pada kepentingan politik dan sangat kecil persentasinya untuk
kepentingan umum.
Kelemahaan pemkab Dairi di tangan Johnny Sitohang justru tidak
dapat dibohongi dengan banyaknya jalan menuju kecamatan dan jalan antara desa
yang rusak parah namun tidak mampu diperbaiki pemkab Dairi.
Menurut Fraksi PDK DPRD Dairi APBD Dairi sekitar 78 % untuk
kepentingan birokrasi belanja pegawai dan sangat kecil persentasinya untuk
kepentingan rakyat dalam pembangunan. Hal itu membuktikan perubahan yang
dijanjikannya dalam dua tahun tidak terbukti karena justru APBD Dairi berpihak
pada penguasa dan bukan pada rakyat.
Ronald Silalahi LSM Pesada Dairi menyebutkan APBD Dairi tidak
berpihak kepada rakyat namun lebih berpihak pada penguasa. Hal itu menyebabkan
sulitnya Dairi bangkit dari kondisi ekonomi rakyat yang semakin terpuruk dan
rusaknya sejumlah fasilitas public.
Fitrianto Berapau Kordinator Gerakan Reformasi Dairi dalam demo
di depan kantor Bupati Dairi bulan silam menyebut dari tahun ketahun Dairi
tidak ada perubahan bahkan yang terjadi kegiatan pemkab Dairi terlalu banyak
bersifat seremonial. Program kunker Bupati ke desa-desa hanya sebatas politik
dengan program yang dikritisi dengan nama program “tangan diatas “serta
saweran.
Janji bupati Dairi yang ketiga yang berdampak sandungan saat
mengucapakan tahun ini Dairi mendapat tambahan dana Rp. 116 Miliar yang
bersumber dari dana Silpa APBN . Dana yang tidak kecil itu sempat membuat lega
banyak pihak karena penambanhan jumlah yang signifikan itu sangat berarti bagi pembangunan di Dairi. Konon bantuan
itu akan dialokasikan bagi sector pertanian, pendidikan dan infrastruktur.
Berita keberhasilan Dairi akan mendapat bantuan itu langsung
menjadi kebanggaan dan menjadi santapan media dalam beberapa bulan pasca
ungkapan Bupati Dairi Johnny Sitohang . Ratusan miliar dana yang diplot ke
Dairi itu diyakini akan membawa sejumlah perubahan dalam perbaikan fasilitas
infrastruktur Dairi yang telah banyak rusak parah.
Namun hingga Juni 2012 janji itu semakin kabur dan tidak jelas
keberadaannya. Bappeda Dairi yang dipertanyakan akan janji bupati atas dana Rp.
116 Miliar itu justru tidak mengerti
kelanjutan dana yang terlanjur digembar gemborkan itu.
Tiga janji Bupati Dairi Johnny Sitohang itu sebagai janji besar
yang tersandung karena tidak terbukti. Hal itu berdampak buruk bagi kepercayaan
public akan kapasitas dan kredibiltasnya dalam menjalankan roda pemerintahan di
Dairi. ( R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar