Sidikalang-Dairi Pers : Tokoh pemuda
Dairi selamat Ujung selasa (2/12) menyebutkan 20 oktober pelantikan jokowi
sebagai presiden adalah momen perubahan. Semua berubah dan itu harus disikapi
siapapun termasuk stake holder Dairi. Motto jokowi
kerja..kerja dan kerja itu
mengisyaratkan semua pihak harus merubah konsep yang selama ini jauh dari
kerja. Jika tidak maka yang terjadi ketertinggalan.
Dikatakan tokoh yang kini lebih banyak
berkiprah di Medan tersebut perubahan pola pikir yang ditawarkan pemerintahan
baru mengacu pada kerja. Jadi daerah harus menyesuaikan diri dengan tidak
mengedepankan konsep seremoni, perayaan perayaan atau semacamnya yang di mata
rakyat hanya retroika belaka. Khusus Dairi ke depan harus memikirkan program
yang benar-benar menyentuh kebutuhan rakyat” Jika mau jujur apa yang dirasakan
masyarakat Dairi sekarang? Daya beli masyarakat tidak ada. Ketidakmamapuan
ekonomi terlihat dimana-mana dan itu tidak bisa dipungkiri. Jujur saya tetap
mengkritisi ,tujuannya agar semua mata pemanggku kekuasan terbuka karena
terminal terakhir sebuah kekuasaan adalah apa yang dirasakan rakyat “ tegasnya.
Disebutkan
selamat ujung membandingkan perkapita masyarakat Dairi dengan daerah tetangga
apalagi terhadap pendapatan rakyat di wilayah lain di Sumatera utara harusnya
sudah saat semua pemanggku kekuasaan merubah konsep kerja. Bukan seperti selama
ini sebatas konsep proyek. “ Tidak jamannya lagi sekedar teralokasinya anggaran
saja, Namun bagaimana anggaran itu bisa untuk menambah kemakmuran rakyat”
Di
daerah lain kita lihat petaninya makmur. Daerah pesisir timur sumatera
rakyatnya makmur dengan kebun sawit, dataran tinggi karo dan simalungun dengan
hortikultura./ Lantas Dairi bagaimana? Ini harusnya yang menjadi pemikiran
mengapa daerah lain warganya bis amakmur sedang Dairi sepertinya sulit bangkit.
Menurut selamat sesungguhnya tidak perlu pengkajian lagi mengapa itu terjadi
yang dituntut sebenarnya pola pikir dan kejujuran berpihak ke rakyat.
Dicontohkan
program PNPM atau apapun yang berkaitan dengan anggaran untuk rakyat dalam
prakteknya terkadang menjadi ajang pihak
pihak tertentu untuk meraup keuntungan.
Bukan rahasia lagi masih ada pihak yang
memanfaatkan proyek yang sebenarnya untuk pertumbuhan ekonomi desa itu justru
dikerjakan sekelompok orangyang bukan di desa itu. Setidaknya ada muncul oknum
yang sudah terbaisa main di proyek berupaya untuk mengerjakan proyek yang
harusnya untuk desa. Tujuannya tidak lain untuk keuntungan layaknya perusahaan.
Saat
itu terjadi maka tujuan program kerakyatan mulai ternodai. Ini sesungguhnya
revolusi mental yang kini diterikan pemerintahan yang baru, sebutnya.
Ditambahkan
arah pola kebijakan untuk pembangunan Dairi tidak boleh lagi sekedar orientasi proyek. Yang
tahun ke tahun sekedar membuat alokasi proyek lantas rekanan mengerjakan. Tidak
pernah dikaji sejauh mana proyek itu bisa menaikkan kemamkmuran rakyat. Jadi
yang terjadi pemerintah sekedar mengalokasikan anggaran, Rekan kerja karena
dapat proyek, stel sana sini . Buatkan pertanggung jawaban dan selanjutnya
tidak pernah dikaji feed back alokasi anggaran itu terhadap kemakmuran rakyat.
Menurut
Ujung yang paling utama di Dairi harus merubah pola kebijakan menjadikan pertanian
sebagai konsep utama kebangkitan ekonomi rakyat,. Bagaimana sebenarnya petani
itu tertolong baik secara modal dan SDM pertanian. Dan yang paling utama
bagaimana pemanggku kekuasaan mencarikan pasar produksi pertanian rakyat. Jadi
tidak membiarkan rakyat dilepas ke pasar. Itulah selama ini yang belum
diperhatikan dan harus dilakukan jika memang benar-benar ingin membangun rakyat
“ sebutnya. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar