Jika saja sapi punya otak dan emosi maka orang yang pertama diseruduk adalah
orang yang kerap memerah susunya. Bayangkan sudahlah bebas pegang susu namapun juga dijual. Sapi punya susu pemerah
punya nama . Pepatah ini sudah diciptakan ratusan tahun silam namun hingga kini
masih saja ada pengikutnya. Jadi jika ada yang
mengaku-mengaku proyek bedah
rumah itu karyanya maka anggap saja tukang perah susu yang haus nama.
Saya belum pernah bertemu orang yang jujur mengakui kelemahannya.
Saya juga hingga kini belum bertemu orang yang mengatakan soal jalan-jalan yang rusak adalah
kelemahannya. Saya juga belum bertemu dengan orang yang mengatakan kemiskinan
ditengah masyarakat adalah bagian kegagalannya memimpin. Wajar saya lebih hormat dengan kelompok
teroris pasukan Taliban yang selalu
mengatakan mengakui kalau bom yang terjadi adalah tanggung jawab mereka.
Sahabat saya Kian Munte menyebut bahkan di daerah Sumbul
dipopulerkan kebohongan pilih si A untuk Bupati, si B untuk DPRD Sumut si C
untuk DPRD Dairi dan Si D untuk DPR-RI maka akan mendapat 7,5 juta dan itu dari
bedah rumah. Dihembuskan berita bohong
itu adalah karya salah satu partai. Rakyat jelata yang lamban percaya saja dengan kebohongan itu. Padahal
praktek yang dilakukan adalah politik rame-rame meraba susu sapi. Rakyat yang
terjajah kemiskinan dan kebodohan justru berbalik memuji kelompok maling susu
ini sebagai pahlawan .
Saya teringat dengan seorang dukun asal Harian boho bermarga M
yang pada pemerintahan MP Tumanggor silam sempat karena ulahnya membuat Dairi
gempar karena isu begu ganjang. Dukun yang dipercayai rakyat ini merupakan
penyandang tuna netra. Bermodalkan seruling dia bisa memprovokasi rakyat hingga
sanggup membakar rumah yang diduga memelihara “ begu ganjang”
Maka saat dukun ini di bawa ke polres Dairi dia marah dan
mengancam kapolres saat itu karena diyakini pertanyaan polisi terlalu
memberatkannya. “ telepon jo ama Tuppal
maccam maccam ku lihat orang ini” Kapolres yang kala itu simanjuntak dan
bupati MP tumanggor jadi sedikit ketar ketir. Ternyata amatuppal yang dimaksud
hanya pensiunan Telkom.
Belajar dari dukun ini ternyata hanya orang yang sempurnalah
punya rasa takut. Karena kita mempunyai mata dan melihat pangkat pejabat dan
pistolnya maka kita menjadi segan dan takut. Ketika semua hitam dan tak
terlihat maka sedikitpun tidak ada rasa takut. Maka sesungguhnya dalam
kehidupan ini janganlah terlalu banyak tahu. Karena akan semakin banyak
pertimbangan. Lebih baik orang biasa dan cenderung dogol karena biasanya akan
memilih “jugul” dan itu yang membuatnya berhasil.
Ada kebenaran orang yang
yang bisa menguasai kekuasaan adalah orang
buta dan bermental maling . Buta tidak pernah takut kepada siapapun
karena memang tidak tahu resiko . Tidak ada memori di otaknya untuk takut
karena memang tak mengerti. Apalagi bermental maling maka akan sempurna
permainan yang dilakonkan.
Sesungguhnya
hanya orang yang cacat SDM dan bermental malinglah yang bisa menjadi penguasa.
Dan itu hanya berlaku di daerah yang memang SDM rakyatnya rendah . Maka jika
ingin jadi orang besar berlakulah buta dan bermentalah menjadi maling. Dan satu
lagi menjadi garansi maling hanya resmi menjadi seorang maling ketika
tertangkap tangan. Selama masih belum masuk penjara maka akan banyak orang
menyebutnya pahlawan. (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar