Power Ranger serial pahlawan dunia
anak-anak menjadi film kegemaran
anak-anak. Dengan ucapan ‘berubah”. Sosok yang tadinya manusia biasa langsung
menjadi pahlawan fantasi yang kebal dan sakti. Lawanpun dibabat dan bisa
menjadi raksasa. Sosok manusia biasa di
film anak-anak ini bisa berubah menjadi sosok tangguh dan hebat.
Banyak caleg yang akan berlaga di pemilu
2014 sepertinya ingin menjadi orang lain
dan kurang yakin menjadi dirinya
sendiri. Maka dalam baliho dan kartu nama caleg mengikut sertakan tokoh-tokoh
nasional seperti SBY, Abu Rizal Bakrie. Surya Paloh Jokowi, Megawati, Soekarno,
Prabowo Subianto, dan lain lain ,. Ada juga yang memamerkan tokoh local yang dianggap cukup berpengaruh terhadap
perolehan suaranya.
Berubah menjadi orang lain dengan harapan
akan dianggap hebat dan jago layaknya power ranger hingga bisa memenangkan
pertarungan. Sungguh bukanlah dosa mimpi
menjadi power ranger. Juga tidak menjadi salah mengaitkan tokoh nasional dan
local menjadi senjata. Tentu tidak juga
salah jika pemilih menilainya menjadi lucu. Itu terjadi karena sudah terlalu
banyak caleg menggunakan senjata demikian. Senjata yang terlalu sering dipakai
tentu akan menjadi tumpul dan malah jadi menggelitik.
Tentu membawa tokoh dalam sosialisasi diri
berharap agar dianggap dia seperti tokoh
tersebut. Boleh jadi juga motivasi caleg mengikutkan tokoh tokoh tersebut
sebagai penghormatan sekaligus “angkat telor”.
Jika saja Akil Moctar, Ratu Atut Chosiyah,
Wawan, Anas , Lutfi Hasdan Isac tidak tertangkap KPK. Mungkin para koruptor ini
juga akan diekploitasi para caleg dalam balihonya untuk pemilu ini.
Hehehe…tentu di Banten kalau sebelum Atut menginap di rutan akan efektif
mengikut sertakan fotonya dalam baliho caleg.
Penulis berandai-andai seorang caleg yang
memasang foto tokoh di balihonya tiba-tiba kelak tertangkap KPK dan masuk hotel
prodeo. Berarti caleg ini juga demikian kelakuannya. Jadi jangan hanya berpikir
bisa menjualnya di baliho. Tetapi saat tokoh yang dibanggakan ketahuan koruptor
lantas merasa tidak berdosa. Demikian harusnya hukuman moril bagi caleg-caleg
yang suka menjual orang lain. Atau suka menjadi diri orang lain.
Penulis melihat ada gejala ketidak
percayaan diri bagi mereka yang mengkultuskan tokoh. Mungkin juga melakukan ide
itu karena memang sama sekali tidak mempunyai rekam jejak yang baik dalam
masyarakat. Dia tidak mempunyai riwayat kerja yang pantas dibanggakan . Sehingga tidak ada yang pantas dipublikasikan
dan memilih mempublikasikan orang lain.
Terlepas dari apa motivasinya . Namun yang
pasti sama sekali tidak ada guna tokoh itu saat caleg tersebut dilantik
dan bekerja sebagai dewan. Bagaimana mungkin berguna? Izin untuk
mencantumkan gambarnya saja barang kali tidak pernah ada secara
tertulis. Bahakan berjumpa saja mungkin belum pernah . Itu berarti pencantumkan
tokoh hanya sekedar cari untung dan juga ada unsur pembohongan di dalamnya.
Nah kesimpulannya oknum caleg yang doyan
dengan mencantumkan foto tokoh tentu hanya sebuah cerita power ranger yang
terkenal di dunia anak-anak dan sanggup membodohi anak-anak. Tentu power ranger
sebuah film anak-anak yang sukses menyita kedangkalan berfikir seorang anak
anak . Meski hingga kini pahlawan yang
selalu mengalahkan monster perusak itu selalu menang namun tokoh itu sebenarnya
sama sekali tidak pernah ada.
Saya tidak berharap caleg yang kerap
menjual tokoh bukanlah power ranger yang hanya laku kepada anak-anak. Sayang
sudah mati-matian mencetak baliho dan kartu nama malah disebut hanya power
ranger. (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar