Sidikalang-Dairi
Pers : Berbincang dengan gaya santai, mengenakan batik keemasan minggu sore
Calon Bupati Dairi Ir. Luhut Matondang bersama calon wakil Bupati MG Lingga,SH
menyebutkan sungguh tidak mudah menjadi kepala daerah di era pemberantasan
korupsi yang begitu gencar. Berita dan
catatan begitu banyaknya kepala daerah
tersandung korupsi tentu tidak semuanya
menjadi kesalahan kepala daerah. Namunpun begitu sejatinya kepala daerah harus
punya usaha dan mau berusaha sedang APBD biarlah kembali ke harkatnya milik rakyat.
Demikian
disampaikannya saat bicang ringan di posko pemenangan Luhut Matondang di
Sidikalang pecan silam . Dikatakan hingga kini nama gubernur DKI Jakarta
Jokowi harum di mata rakyat dan memang beliau punya usaha furniture jauh sebelum menjadi gubernur di Solo. Beliau
bisa konsen kepada rakyat dan APBD digunakan untuk rakyat . “ Saya tidak
sehebat beliau namun faktanya kita tidak bisa memungkiri harus menganguminya
dan tidaklah menjadi salah ketika ingin menirunya “ sebut Luhut.
Menjawab
dirinya kini seorang pengusaha sukses
tingkat Sumatera Utara yang sudah lebih berkecukupan namun mencalonkan diri
sebagai kandidat Bupati Dairi dikatakan tak lebih sebagai bakti untuk tanah kelahiran. “ Saya
dilahirkan di Batang beruh, rumah kelahiranku kini kantor Partai Demokrat.
Disanalah aku pertama kali menghidup udara kehidupan. Sungguh aku tidak tahu
banyak bicara dan tidak pintar mengurai kata-kata Namun intinya aku terpanggil sekali rasanya ingin berbuat bagi
rakyat Dairi. Terpanggil karena begitu banyaknya laporan rakyat atas air mata . Aku mericek informasi itu
dan ada benarnya . Hanya itu motivasiku . Sungguh rasanya menjadi seorang yang
egois ketika sanggup membiarkan air mata
menetes di tempat dimana aku dilahirkan
“sebut Luhut.
Pengusaha
hotmix Sumatera Utara itu menguraikan kisah perjalanan hidupnya meski banyak
pihak menyebutnya milyiader sesungguhnya dia manusia biasa yang juga pernah
gagal dalam kehidupan.” ayah kami itu tegas dan disiplin. Waktu anak-anak kami
wajib membantu orang tua kerja di bengkel dan orang tua itu mendidik kami
menjadi pekerja keras. Tanpa kami sadari kami anak-anaknya ditempa untuk berjiwa enterpreneur dan kerja keras. “ sebut Luhut
Kalau
mau jujur masa kuliah lebih banyak saya kuliah jika dijemput teman. Saya
terjepit antara cari makan dan kuliah. Yang terberat ketika ada bisnis yang
menjanjikan namun harus kuliah. Ketika itulah dibutuhkan kebijakan. Sungguh
saya harus simpulkan kita bisa berubah dan menggapai harapan ketika kita mau
berusaha dan kerja keras. Sampai tamat kuliah saya yang memikirkan biayanya dan
saya senang justru di kesusahan itulah kita menjadi cerdas.
Saya
tidak mau mengelabui masa lalu saya dan inilah saya adanya. Saya dibesarkan di
dunia usaha, bergaul dengan orang pasaran. Berbaur dengan kehidupan bawah.
Namun satu yang menjadi catatan berharga saya yakni jauh lebih enak bergaul
dengan orang pasaran karena orang pasaran itu komit. Saya sahabat baik dengan
alm Arifin Capah, Alm Gotuk Pintar Sihombing dan banyak lagi dan mereka
orang-orang yang komit. Sungguh orang pasaran itu orang komit. Jadi jangan sepele
sama orang pasaran” sebutnya sambil senyum.
Menjawab
dirinya jika nanti terpilih menjadi seorang bupati di Dairi dan itu berarti
semua proyek di Dairi akan dikuasainya dijawabnya santai kalau isu itu sudah di
dengarnya dan memang mengaklir deras. Namun dikatakannya sejak Dairi berdiri
dirinya baru sekali mengerjakan proytek pembukaan jalan masa pemerintahan MP
Tumanggor. “ Jujur …proyek di Sumut itu kadang saya tolak sangkin banyaknya. Di
tanah Karo saya sejak tahun 1985 dipercayai. Demikian juga daerah-daerah lain.
Saya sudah tua dan memang harus saya akui usia mengajari banyak hal untuk bisa
berbagi, berbakti dan ada arti hidup
kita berguna bagi orang banyak” sebutnya.
Kontrak
Sementara
itu saat ditanyakan bagaimana konsepnya tentang PNS jika terpilih menjadi Bupati disebutkan Luhut
dengan tulus kalau dirinya tidak mengerti soal PNS . “ Biarlah itu menjadi
urusan wakil bupati dan sekda. Jujur saya tidak mengerti PNS dan sederhana saja
dibenak saya bagaimana memberi perubahan di Dairi. Yang ada difikiran saya
bagaimana membangun pabrik jagung di Dapem IV. Sehingga rakyat tidak menjual
jagung biji saja ke medan. Terus bagaimana mendapatkan dana dari Jakarta agar
jalan-jalan bisa hotmix sampai ke desa. Dan hal-hal seperti itulah yang ada di
benak saya, sebutnya.
Namun
dikatakan setidaknya baginya manajemen
PNS mudah saja berikan kesempatan kepada semua PNS yang golongan dan pangkatnya
sudah memadai dengan cara seleksi. Berikan kesempatan bagi staf yang dapat
memberikan solusi tercepat dan akurat dan
lakukan kontrak. Jika tidak tercapai memang harus berhenti.
Dicontohkan
mudah saja misalnya untuk jabatan kepala dinas A tugas BKD melihat pejabat yang
sudah mempunyai disiplin ilmu, pangkat dan golongan yang tepat. Lakukan fit and
profer test. Yang berani menggaransi tupoksi paling tepat, dan cepat diberikan
kesempatan lebih awal dan harus lakukan kontrak. Jika memang gagal tidak
menepati waktu harus diganti. Sebaliknya
jika bisa dibuktikan maka langgeng dan ada promosi. Saya fikir sesederhana itu.
Saya tidak mengenal banyak PNS di Dairi, saya juga tidak memiliki banyak
famili di sini sehingga saya hanya mengenal PNS dari kinerjanya” sebut luhut.
(R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar