Diduga
Ada Pidana Dibalik Kunker
Sidikalang-Dairi Pers : Berakhirnya program kunker yang selama
ini digeluti pemkab Dairi dalam pemerintahan Johnny Sitohang sekaligus
mengudang reaksi dari berbagai pihak. Ketua LSM Gransi Dairi Jonner Simbolon
menyebut ini moment yang tepat aparat
hukum menyelidiki ada dugaan unsur penipuan didalamnya. “ masa di APBD tidak
ada anggaran kunker namun di LKPJ Bupati
2012 justru menyertakan cerita hasil
kunker ?. Jika memang itu program yang bagus dan resmi mengapa tidak ditampung di APBD saja. Lantas
mengapa harus sembunyi sembunyi ada apa dengan pemkab Dairi? “
Dikatakan Jonner pemkab punya kewajiban transparan kepada
public sesuai amanah undang-undang . Namun dalam hal program kunker yang selalu
dilakukan Bupati dan PNS sekali dalam dua minggu tidak transparan? Ada biaya di
situ dan jumlahnya tidak kecil lantas mengapa suatu program bisa berjalan
lancar meski tanpa ada anggaran di APBD?
Lantas dari mana datangnya uang tersebut. Jangan yang terjadi untuk urusan
resmi tidak lancar justru urusan tidak resmi malah dibanggakan. Utamakan
utrusan resmi sesuai anggran di APBD setelah beres barulah bicara sukses kunker
sebagai keberhasilan tambahan” sebut Jonner
Dikatakan jika aparat hukum mau dan serius menyelidiki ada apa
dibalik program itu sertasumber
pendanaannya pasti ada unsur penipuannya. Dicontohkan Jonner pemkab
Dairi turun ke desa dengan membawa serta alat berat. Pertanyaannya benarkan
restribusi alat berat itu dibayarakan ke pemkab?. Jika memang untuk membuka
akses jalan mengapa pula harus disaksikan bupati dan semua pejaba teras Dairi?
bukanlah itu kewajiban seorang kepala daerah tanpa harus pamer ke rakyat kecil
seakan-akan tela berbuat ? Ditautkan yang
terjadi gunakan fasilitas pemerintah untuk mendongkrak popularitas pribadi.
Disamping itu yang pantas menjadi bahan telaahan jika memang program itu
program pemkab untuk kemakmuran rakyat
mengapa harus sembunyi-sembunyi soal penganggaran?” tegas Jonner.
Disebutkan jika memang penggunaan alat berat PU Dairi untuk
kepentingan rakyat semisal pembukaan jalan tak harus saat kunker. Jusru momen
demikian sangat jelas terbaca ingin pencitraan di mata rakyat desa. Ingin
dipuji rakyat desa padahal dananya toh milik rakyat . Jadi dugaan kuat ada
pembohongan sekaligus unsur penipuan dalam program ini.
Jonner menduga ketidak transparanan itu sekaligus menutupi
kegagalan sebenarnya pencapaian visi misi bupati yang telah dicantumkan yakni “
peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sentra agribisnis
yang berdaya saing” telah gagal total .
Hingga kini tidak jelas komoditi agribisnis yang dimaksud . Bahkan peningkatan
dan pengembangan agribisnis dimaksud tidak pernah ada. Jujur saja dari visi itu
tidak jelas arah yang dilakukan justru makin aneh pemkab melakukan kunker. Ini
sama sekali tidak berkolerasi dengan visi. Pertanyaan sederhana apa hubungan
sawer pejabat saat malam kunker atau kerja bakti pejabat Dairi di ladang petani untuk pengembangan
sentra agribisnis yang berdaya saing. Ini benar-benar sebuah program aneh
sekaligus sepertinya enak ditelinga saja,
katanya.
Disisi lain jonner juga menilai sebenarnya pemkab Dairi bingung
akan langkah dalam mencapai visi misi yang dibuat hingga memilih kunker untuk
menutupi kegagalan visi misi tersebut. Dilain pihak harus diakui program kunker
itu sangat menguntungkan pribadi penguasa
karena dapat popular di tingkat desa meski sumber dayanya misterius.
Tidak bisa dipungkiri rasanya terlalu mulia seorang kepala SKPD merogoh ratusan
juta rupiah untuk mensawer rakyat kala malam hari kunker di desa . Jika disidik
lebih dalam maka jelas ada anggaran SKPD yang dikorbankan minimal dimark up
untuk menutupi pengeluaran kunker, jelasnya.
Namun
demikian Jonner Menilai semua terpulang kepada aparat hukum apakah mau
menyelidiki program itu atau lebih memilih mendiamkan untuk menjaga “kemesraan”
muspida, sebutnya (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar