Jakarta-Dairi Pers : Perayaan Hari Pendidikan Nasional
(Hardiknas) tahun ini juga diwarnai unjuk rasa mahasiswa. Puluhan mahasiswa
dari Universitas Negeri Jakarta mendatangi Gedung Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
mendesak agar ujian nasional ditiadakan dan kurikulum baru tidak
diterapkan.
“Pelaksanaan UN 2013 dinilai sebagai ujian paling gagal yang
pernah terjadi, karena ada 11 provinsi yang terlambat melaksanakan ujian akibat
kesalahan pemerintah,” pekik salah seorang orator di depan Gedung Kemendikbud,
Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2013).
Tidak hanya itu, mereka juga mempersoalkan penerapan Kurikulum
2013 yang mengundang banyak pertanyaan. “Mulai dari belum adanya telaah
akademik atas kurikulum lama, pegangan untuk guru yang menutup kreativitas,
dihapuskannya beberapa mata pelajaran, hingga dana awal yang Rp 680 miliar
menjadi Rp 2,4 triliun,” teriaknya.
kehadiran puluhan mahasiswa
ini membuat Jalan Sudirman yang mengarah ke Bundaran HI menjadi macet.
Kepada wartawan, sebelumnya
Mendikbud M Nuh mengakui bahwa UN selalu menjadi persoalan dari tahun ke tahun.
“Kita selalu kalau sudah Maret-April, pasti ramai terhadap persoalan UN, bukan
hanya sejak 2009, sebelum itu juga sudah ada,” ucapnya.
Agar tidak ada kontroversi
lagi kedepannya, Nuh mengambil langkah untuk membicarakan permasalahan UN. “Saat
pertemuan dengan PGRI dan berbagai elemen guru saya sampaikan secara eksplisit
soal kontroversi UN ini, apa tidak bisa dibuat semacam konvensi nasional
tentang pelaksanaan UN atau sistem pendididkan nasional,” jelasnya.
Dairi
Sementara itu untuk Dairi peringatan Hardiknas
hanya dilakukan dalam satu upacara bendera yang dilangsungkan di halaman kantor
bupati di Sidikalang.. Hadir dalam upacara ini barisan pelajar SD hingga SLTA,
dan PNS lingkungan pemkab Dairi. Tidak ada kegiatan untuk menyambut hardiknas
tahun ini di Dairi . Peringatan hardiknas untuk Dairi hanya semacam kegiatan
seremoni saja tanpa makna. Tidak ada protes sekalipun Dairi bagian dari korban
kesemrautan UN belum lama ini. (Rel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar