Sedikit lucu dan nara
sumber sedikit kurang kren terinspirasi dari sebuah tulisan di dinding belakang
satu unit becak tua kota sidikalang “
Olo Tahe” . tulisan itu mengajarkanku akan banyak hal yang belum ku ketahui
tentang kehidupan serta lugunya dalam
dunia persilatan.
Terkilas wajah Anjelina
sondak dalam iklan salah satu partai katakan tidak pada korupsi. Sambil
mengacungkan jempol ke bawah .Ternyata kini malah menginap di tahanan KPK .
Teringat wajah Anas yang begitu pede
katakan siap gantung di monas, lantas kini menjadi tersangka . Teringat
wajah-wajah pemain anggota DPRD Dairi dalam sidang R APBD maret silam. Awalnya
berkata tidak akhirnya bilang perintah DPP. Teringat wajah-wajah tak berdaya
sejumlah anggota DPRD Dairi yang
terpaksa menghianati nuraninya karena perintah sang ketua . Masyarakat
kecil seperti saya hanya bisa berkata “ olo tahe” .
Membayangkan wajah-wajah pejabat yang tahun pertama dengan
euphoria kemenangan seakan dunia hanya milik sekelompok orang. Mendapat jabatan
secara meledak meletup . Gaya meninggi hingga lupa daratan . Membayangkan wajah
pejabat yang bernasib mujur meski SDM rendah . Melihat cecunguk yang dahulunya
kritis kini jadi penjilat habis .Melihat rekanan yang diberikan borongan Rp 50
juta langsung bilang “beliau” saya hanya bisa berkata “olo tahe”.
Aku juga melihat
beberapa pejabat yang dilempar hingga memelas naik sepeda ke kantor. Begitu
diangkat kini malah bagai banteng keserupan. Melihat pejabat yang tiba-tiba
meroket padahal periode silam hanya cecunguk karena memang tidak mempunyai
kemampuan dan kwalitas aku hanya bisa berkata olo tahe. Ternyata sudah menjadi
rumus alam seorang nakhoda perahu selalu
mencari anggota yang lebih bodoh darinya. Kalau pintar harus dibodohkan
terlebih dahulu . Dan hanya manusia jenis manut yang bisa memenangkan kehidupan. Olo tahe.
Olo tahe ternyata
rahasia hidup sungguh sederhana selalulah meniru hobby ketua atau bos. Jikapun
salah jangan coba-coba mengatakan kesalahan . Lebih aman mengatakan bahwa itulah yang benar . Rumus
kehidupan ternyata tidak sulit cukup dua
pasal. Pasal satu pimpinan tidak pernah salah dan pasal dua Apabila pimpinan
salah maka kembalilah ke pasal satu.
Seorang anggota KPU
tiba-tiba menjadi kepala dinas. Gaya bagai tak berdosa dan menganut prinsip
hidup “ andingan dope mora molo so
sonari” dan hanya hitungan tahun ditetapkan tersangka kembali saya hanya bisa berkata Olo tahe.
Sesungguhnya melihat
pola tingkah dan gaya yang diperankan dalam
mengarungi kehidupan beraneka ragam. Hanya satu yang sama, ketika berada di posisi atas maka
kecenderungan untuk mempertahankan posisi aman tersebut akan terus dilakukan
sekalipun sudah tidak wajar. Apa yang terjadi biasanya pejabat publ;ik sebelum
sampai pada tujuannya selalu berlaku baik, ramah, janjikan yang indah-indah
namun ketika tiba maka semua janji itu akan menjadi kebohongan.
Ketika
berada di posisi atas biasanya semua menjadi mudah termasuk berbohong menutupi
kelemahan. Menutupi janji yang palsu. Dan makin anehnya lagi kecenderungan
kebanyakan orang awam ketika kejahatan , pembohongan itu dilakukan pejabat
public maka orang awam lebih baik mendiamkan karena takut kepentingannya tidak
terakomodir. Jadi mengapa kejahatan para
pejabat public terus tak terkendali di negeri ini ? Jawabnya sederhana saja
karena semua manusia inginkan
kenyamanan. Dan bagi penonton lebih baik mengurut dada dan cukup katakan olo tahe…. (Chief Of Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar