Mengapa
Dairi Tidak Nyaman
Sidikalang- Dari Pers : Coba tanyakan orang per orang rakyat Dairi
sekarang apakah nyaman dan merasa aman hidup di bumi Dairi ini?. Jujur saja
menjawab pasti jawabannya tidak. Seoarang PNS
resah takut terkena mutasi,
seorang pendatang tidak tenang takut tanah dan hartanya diklaim penduduk asli .
Dan beberapa fakta Dairi tidak nyaman
masalah tanah Parbuluan dimana rakyat merasa terusik akibat segelintir orang
ingin mengambil alih hak rakyat. Dan bukti yang terbantahkan hingga kini tidak
ada investor yang masuk ke Dairi . Itu bukti-bukti sebuah daerah tidak aman dan
tidak nyaman di huni. Lantas mengapa ini terjadi?
Demikian Tokoh Pemuda Pakpak Selamat Ujung menyebutkan hampir disemua lini kehidupan
tidak ada kenyamanan di Dairi. Seorang pejabat di Dairi sewaktu-waktu bisa
mutasi apalagi seorang staf biasa. Rakyat yang menghunisatu lahan merasa tidak
nyaman ketika ada aktifitas pengukuran yang dilakukan suku asli (raja na ni
dapot). Bahkan seorang penduduk asli bisa saja merasa resah akibat
ulah teman satu marganya.Seorang petani tidak merasa aman atas harga hasil
panennya tidak terjadi . Seoarang rakyat kecil
tidak nyaman akibat jalan yang rusak. .Serba ketidak pastian inilah yang
membuat Dairi makin hari makin terbelakang.
Selamat Ujung pasca
menerima kunjungan tokoh nasional Panda Nababan dan pengacara kondang Junimart
Girsang di rumahnya menyebutkan mengapa penduduk Dairi merasa tidak nyaman
hingga daerah ini terus tertinggal? Apa sesungguhnya yang terjadi di Dairi
sehingga sepertinya daerah ini hanya “ lari keong” dalam pembangunan?. Lantas
mengapa Dairi yang telah berusia 60an tahun ini sepertinya telah ditinggalkan
Pakpak Bharat dan Humbahas dalam pembangunan?. Penyebab utama Dairi tertinggal
karena Dairi tidak aman dan tidak
nyaman karena tidak jelasnya tupoksi
masing-masing pihak yang mendiami Dairi.
Selamat Ujung menguraikan
sesungguhnya yang menghuni Dairi itu
terdiri dari tiga elemen yakni elemen I penduduk asli suku Pakpak ( Raja Na
nidapot), elemen ke dua suku pendatang ( Raja Na ro ) dan yang ke tiga Raja
turunan yakni mereka yang melakukan perkawinan campuran antara penduduk asli
dan pendatang. Tiga elemen ini tidak pernah duduk bersama membicarakan Tupoksi
masing-masing sehingg a yang terjadi sepertinya persaingan. “ jika hak dan
kewajiban masing-masing raja ini jelas maka Dairi akan aman. Ketika aman maka
investor akan merasa nyaman dalam menanamkan modal di Dairi. Bukan seperti
sekarang tak satupun investor mau berbuat di Dairi itu karena tidak ada
kenyamanan di Dairi” sebut Selamat ujung.
Ujung menyebutkan
sesungguhnya Dairi itu sangat kaya dari segi pertanian dan tambang. Namun semua
itu terkubur karena tidak adanya aturan akan tupoksinya. “ ke depan kita
perlukan seorang bupati dan anggota DPRD di Dairi yang bisa membawa masalah
cultural ini dalam perda. Perda akan mengatur
hak dan kewajiban pendataang,
Hak dan kewajiabn suku asli dan hak dan kewajiban turunan. Jika ini jelas dan
menjadi peraturan Daerah maka Dairi menjadi daerah yang nyaman untuk
berinvestasi. Ini yang perlu di pikirkan Bupati Dairi mendatang sehingga jelas hak dan kewajibannya maka akan
mudah membangun Dairi.
Selamat ujung mencontohkan
harga tambang batu bara kini dipasaran Rp. 80 per Kg. untuk satu daerah
misalnya sebuah perusahaan tambang memberikan kontribusi pembanguann Rp. 5 saja
per Kg ke daerah maka sekali kapal tangker berangkat membawa 20 ribu ton batu
bara maka kontribusi utuk daerah Rp. 1 Milair. Bayangkan jika itu tambang timah
hitam Dairi yang kini harga pasarannya sekitar Rp. 4000. Sedang batu bara saja
yang harga per Kgnya hanya Rp. 80 sudah dapat menghasilakan 1Miliar per satu
kapal apalagi dengan hasil tambang seperti timah hitam Rp. 4000 an di harga
pasaran tentu Dairi akan kaya raya.
Namun persoalan yang
terjadi di Dairi tidak jelasnya hak dan kewajiban tiga elemen yang menghuni
Dairi sehingga tak satupun investor yang
berani menanam modal di Dairi. Bukan itu
saja Dairi terus terbelakang karena memang tidak ada pihak yang memikirkan
duduk bersama melihat permasalahan Dairi itu. Jika seorang kepala daerah dan
DPRD membahas ini dan mulai membuatnya dalam satu perda maka Dairi akan mengalahkan daerah lain
karena memang Dairi kaya. Baik dari pertanian Tambang dan SDM masyarakatnya.
Namun sayang sepertinya sengaja dibiarkan sehingga Dari ini miskin dan
masyarakatnya banyak hidup dibawah garis kemiskinan.
Dikatakan secara politis
kemiskinan akan membuat rakyat suatu daerah bodoh dan tenggeam dalam pembodohan. Sebaliknya ketika
ekonomi rakyatnya makmur maka bagi mereka politik tidak terlalu menarik dan
rakyat akan snaggup menilai seorang vigur pemimpin di daerahnya.
Selamat menyebutkan ke
depan perlu seoarang viogur bupatio di dairi yang sanggup mengujudkan tatanan
hidup ii seingga berbentuk perda. Ketika itu dilakukan maka secara perlahan
Dairi akan bangkit dan tatanan hidup dengan segala aspeknya ekonomi, politik,
sosial budaya dan kamtibmas akan mantap.
Dikatakan selama ini tidak
diperbaiki di Dairi maka diyakini daerah ini akan terus merana dan keadilan
juga akan semkian sulit didapat. Ditegaskan hubungan ekonomi masyarakat dengan
jalanya suatu pembangunan sangat erat. “ kita butuh vigur pemimpin Dairi ke
depan yang sanggup membuat nyaman penduduk yang berdiam di Dairi. Jadi bukan
hanya sekedar pemipin yang hanya memikirkan sekelompok orang namun pemimpin
bagi semua masyarakat yang bermukim di Dairi “ tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar