Sidikalang-Dairi Pers : Pasca pilkada Dairi kini para Caleg
untuk Dapil Dairi mulai memoles diri dengan sosialisasi untuk pertarungan
pemilu April 2013. Pengamat sosial masyarakat Dairi Jonner Nainggolan yang juga
ketua LSM SIKAP Dairi memperkirakan dari 30 anggota DPRD
Dairi periode
2009-2014 paling yang mampu bertahan untuk kembali duduk di kursi DPRD Dairi
periode 2014-2019 sekitar 6 orang. “ Disamping sudah menjadi budaya Sedikit
sulit bagi DPRD lama dapat kembali meraih simpati publik mengingat kinerja
mereka selama di DPRD Dairi yang dinilai rakyat kurang memuaskan karena
cenderung melupakan konstituennya ketika sudah duduk” sebutnya
Dikatakan Jonner alasan perhitungan sedemikian rendah jumlah DPRD lama bercokol diperkirakan akibat
munculnya wajah-wajah baru yang mempunyai kemampuan finansial, konsep dan
strategi kerja sosialiasi yang lebih mapan. “ Sudah menjadi hukum alam ketika
ada ketidak puasan kepada yang lama dan ada muncul barang baru maka masyarakat
cenderung memberikan kesempatan kepada yang baru dengan konsep yang jelas,
tepat dan terukur”
Faktor lain disebutkan Jonner melihat kinerja secara personil
anggota DPRD Dairi rakyat tidak dapat dibohongi ketika dewan tidak memberikan
perhatian bagi konstituennya maka rakyat juga akan membalasnya dalam pemilu
dengan tidak memilihnya kembali. Kinerja personil sejumlah anggota DPRD Dairi
dalam kurun 5 tahun sudah menjadi penilaian masyarakat dalam menjatuhkan
pilihan.
Dikatakannya jonner melihat kesiapan material dan strategi
kerja calon DPRD akan banyak wakil rakyat yang lama bakal digeser vigur baru.
Karena apa yang dilakukan para calon DPRD di Dairi masih monoton melakukan
pendekatan melalui marga, Jaringan partai hingga pendekatan keagamaan. Dengan
metode sedemikmian rupa dikatakan
potensi meraup suara hampir sama bagi semua calon.
Faktor selanjutnya dikatakan rasa apatisme dengan dewan yang
lama secara personil kerap terdengar dari masyarakat berupa rasa menyesal
memilih karenas ketika duduk melupakan. Peran DPRD secara umum kepada rakyat
dinilai kurang mencerminkan keterwakilan aspirasi rakyat. Transparansi di media
massa yang kerap mengangkat semua kinerja DPRD Dairi baik dalam rapat-rapat R
APBD, P APBD serta beberapa kali kotroversi penandatangan APBD akhirnya
melahirkan apatisme pemilih terhadap vigur dewan yang dinilai “plin plan”.
Bahkan ada anggapan pada sejumlah nama dewan sengaja mengulur-ulur waktu
penanda tangan R APBD untuk menaikkan posisi tawar mereka terhadap eksekutif.
Langkah ini dinilkai rakyat sebagai penghianatan kepada rakyat
dan jabatan sebagai wakil rakyat hanya topeng untuk meraup keuntungan pribadi
dari jasa pelulusan anggaran daerah.
Dikatakan Jonner sesungguhnya jika pada perseteruan pilkada
sepertinya sudah menjadi budaya incumbent sulit dijatuhkan. Namun hal itu berbanding
terbalik dengan Pileg dimana incumbent di gedung DPRD akan mudah terkapar
ketika muncul wajah baru dengan kemampuan lebih. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar