Jumat, 26 April 2013

Premanisme & Koruptorisme


Premanisme berasal dari kata bahasa Belanda vrijman = orang bebas, merdeka dan isme = aliran . Kata ini biasa digunakan untuk  kegiatan sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan kelompok masyarakat lain.
Intinya memindahkan harta orang lain kepadanya secara illegal. Hanya saja masih aneh yang disebut preman masih sebatas tukang kompas di pasar, diterminal atau masih identik dengan kegiatan-kegiatan kepemudaan.
Hingga kini pejabat yang memeras uang rakyat dari APBD tidak  disebut kegiatan premanisme.  Pejabat yang me mark up anggaran agar sisanya masuk kantong pribadi tidak juga disebut aksi premanisme. Premanisme masih diidentikkan hanya kepada mafia togel. Anak muda yang ketahuan mengompas dan sebatas masyarakat bawah saja.
Sungguh jika mau jujur kegiatan premanisme terjadi hampir di semua bagian  strata kehidupan masyarakat. Mulai dari pengangguran, hingga pejabat teras. Hanya saja untuk kelas tinggi istilahnya di per kren dengan sebutan  koruptor.
Kedua kata ini  sama sekali tidak menyenangkan hati rakyat. Anehnya juga semakin diberantas semakin banyak yang muncul. Kalau premanisme sangat  mudah memberantasnya. Jaman soeharto cukup dengan hadirkan Petrus (Penembak misterus). Kalau kini ketika Polisi serius hanya hitungan hari maka premanisme habis. Nah yang membedakannya dengan koruptor yakni semakin banyak yang masuk penjara semakin banyak koruptor baru  yang muncul .
Contoh kecil Irjen Joko Susilo membuka tabir sesungguhnya koruptor itu begitu kental dikalangan atas . 20 rumah disita ada show room, ada salon  kecantikan. Dan melihat istri mudanya yang mantan putri Solo wajar kita cemburu. Di usia renta itu dia masih mendapatkan rumput muda. Dan rumput muda itu bisa dikuasai tentu karena keberhasilan korupsinya. Hanya rakyat yang sudah mati rasa tidak cemburu melihat istri sang perwira tersebut.
Di akar rumput celoteh rakyat kecil sungguh enak menjadi koruptor namun jangan kelas teri. Menjadi koruptor harus  kelas kakap. Ketika ketahuan maka sebahagian hasil kejahatan itu bisa dibagi. Jalani beberapa tahun penjara maka ketika keluar masih ada simpanan. Kuncinya sederhana ketika ketahuan korupsi maka cepat-cepatlah negosiasi. Jangan laporkan semua korupsi cukup beberapa  item saja. Saat usai menjalani hukuman penjara maka itu seakan  menjadi harta halal.
Sungguh tidak sulit menyembunyikan harta korupsi. Cukup buatkan atas nama family bahkan paling aman buatkan atas nama orang lain. Maka aparat hukum akan kesulitan untuk menelusurinya.
Jika demikian mudahnya maka semasa menjabat jangalah tanggung melakukan korupsi. Justru jika tanggung malah jadi sulit saat ketahuan. Nah ditingkat bawah juga aksi premanisme jangan lagi partai kecil sebatas mengompas mobil yang lewat dengan berpura-pura menutup bahu jalan yang berlobang. Mengompas anak sekolah atau memalak supir truk. Usahakan dalam partai besar dan libatkan oknum aparat yang tidak bermoral . Maka ketika ketahuan juga akan ada modal ntuk mengatur semuanya.
Preman dan koruptor sungguh “kakak Adik” . Maka menjadi aneh ketika ini terlalu dipersoalkan. Karena bukan rahasia umum lagi ketika hasil kejatahan dibagi-bagi hukum juga bagai tidak tajam. Jadi persoalan sesungguhnya  jadilah ptremanisme besar atau koruptor besar. Jangan  jadi kelas teri.(Chief of  Editorial)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar