Kamis, 01 Mei 2014

Join Pas Jilid II Dilantik



Intropeksi Diri , 64% Rakyat Tidak Percaya
                Sidikalang-Dairi Pers :  Meski dimata hukum pasangan Join Pas (Johnny Sitohang-Irwanysah Pasi, SH) disebut berhak atas predikat Penguasa lima tahun ke depan namun agaknya banyak masyarakat menilai kiprah kedua pemimpin Dairi ini gagal saat menjabat periode
silam. “ Tidak perlu gerah ketika rakyat menyebut gagal . Namun jadikan kritisi masyarakat sebagai bahan instropeksi ke depan jika memang benar-benar ingin Dairi ini diperbaiki.  Bupati dan wakil Bupati tanya hati yang terdalam sudahkan benar dan tepat janji program kampanye periode 1 dengan hasil yang diperoleh selama 5 tahun ini ?.  Sudahkah  keberadaan mereka membantu kesejahteraan rakyat secara umum ? atau hanya kesejahteraan segelintir kroni dan pendukung penguasa saja?
          Demikian disampaikan anggota DPRD Dairi Dahlan Sianturi, SE saat diwawancarai Dairi Pers seusai pelantikan Bupati terpilih Dairi selasa (22/4) di Sidikalang. Dikatakan Dahlan kepemimpinan Johnny Sitohang –Irwansayah Pasi, SH  periode 2009-2014 tidak terlalu memuaskan . Bahkan cenderung disebut gagal. Hal itu didasarkan apa yang dituangkan pasangan itu dalam RPJMD awal pemerntahannya tahun 2009 hingga akhir jabatan 2014 masih  jauh dari harapan.
          Pasangan join pas mengambil jargon  “meningkatkan kesejahteraan rakyat  melalui komoditi pertanian yang berdaya saing” tentu diakhir  periodenya patut dipertanyakan yang mana komoditi pertanian Dairi yang berdaya saing itu? “ sampai sekarang tidak ada. Konon pemkab Dairi bisa menampung hasil panen jagung masyarakat Dairi dengan harga Rp. 2000 per Kg. Namun faktanya sejak itu didengungkan  5 tahun lalu tidak  pernah  pemerintah Dairi  membeli jagung masyarakat .
Bukan itu saja hampir setiap tahun pembagian bibit pertanian, bibit perkebunan. Namun coba lihat apa hasilnya? Jauh dari harapan. Tentu pertanian sebagai program utama tidak boleh hanya manis diatas kertas saja. Namun harus jelas alat ukur keberhasilannya. Bidang pertanian merupakan pilar utama yang menjadi ekonomi  masyarakat Dairi yang  mayoritas hidup dari pertanian  “ kalau sekarang banyak rakyat bertani jeruk justru itu ide pribadinya. Bahkan tidak pernah dicampuri pemerintah. Lantas bibit coklat, kopi entah apa lagi bibit yang mencapai anggaran miliaran rupiah yang konon diberikan gratis kepada rakyat justru tidak jelas buktinya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Ini  yang harusnya menjadi instropeksi pemerintahan Johnny Sitohang atas kinerja periode pertama. Jangan lagi terulang untuk periode ke dua jika memang benar tulus untuk membangun Dairi. Jika memang benar bekerja untuk rakyat. Jangan lagi program yang dilakukan sekedar orientasi proyek Namun tidak dapat diukur tingkat keberhasilannya, sebut Dahlan
Dalam sector pendidikan disebutkan Dahlan justru jauh dari harapan bahkan melahirkan ketertinggalan.  Berapa banyak anak potensial Dairi yang akhirnya pindah bersekolah ke luar Dairi. Bahkan itu anak-anak pejabat. Belum lagi sejumlah keluhan orang tua akan pengelolaan sekolah. Berbagai kasus di dinas pendidikan yang sampai terbawa ke KPK. Bahkan mantan kadis pendiudikan era pemeritahan Johnny ditetapkan tersangka. Ini fakta kalau dunia pendidikan Dairi itu justru mundur” sebutnya.
Disamping itu disebutkan Dahlan dengan seringnya mutasi kepala sekolah telah membuat resiko yang tidak kecil terhadap kwalitas pendidikan. Seringnya mutasi telah melahirkan keresahan dikalangan guru yang membuat mereka tidak nyaman dalam menjalankan propesi pendidik.  Ketakutan akan mutasi dan disebar isu akan dipindahkan. Semua it uterus menghancurkan dunia pendidikan
“ Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahkan membuat sejumlah PNS lingkungan pemkab Dairi pusing yakni tidak adanya criteria atau alat ukur  yang baku bagi PNS untuk menempati jenjang promosi jabatan. Hingga kini tidak ada alat ukur yang jelas.  Sepertinya promosi jabatan hanya didasarkan alat ukur hubungan kerabat . Maka yang terjadi PNS yang tidak mempunyai hubungan kerabat dengan penguasa menjadi malas dan sekedar bekerja saja karena tidak mempunyai harapan.” sebut Dahlan
Sektor lain konon yang menjadi program utama bidang kesehatan tentu dapat dilihat jelas apa sesungguhnya yang telah dicapai. “ Saya melihat hanya sebatas bangunan pustu, rehap puskesmas. Semua berorientasi proyek. Faktanya Rumah sakit umum Sidikalang selalu menjadi sorotan atas kebobrokan pelayanan kesehatan dasar masyarakat.  Salah satu indicator bidang kesehatan yang juga gagal yakni secara marathon pejabat di lingkungan RSU D Sidikalang diperiksa dalam kaitan dugaan korupsi alat-alat kesehatan.
“ Mengapa semakin sering RSU D Dairi merujuk pasien ke medan? Mengapa sejumlah alat kesehatan tidak dapat difungsikan. Ini bukti utama begaimana gagalnya bidang kesehatan. Jika mau jujur menilai banyak masyarakat menilai RSUD Dairi semakin terpuruk jika disbanding saat direkturnya dijabat Reinfil Capah “ sebut Dahlan.
          Disebutkan Dahlan jika pertanggung jawaban selama 5 tahun pemerintahan boleh jadi manis diatas kertas. Namun indikator keberhasilan bukanlah diatas kertas. Namun indicator utama tanyakan rakyat apakah pemerintahan selama 5 tahun ini sudah berguna bagi rakyat? . Jika orang tua siswa masih mengeluhkan sekolah.  Petani merasa tidak diperdulikan, pupuk langka dan program pertanian rakyat sebatas orientasi proyek. Hingga warga Dairi yang sakit kebanyakan di rujuk ke medan atau kaban jahe. Maka jangan berkata itu keberhasilan. “ Boleh jadi gagal satu periode namun periode ke II harus mengembalikan ketidak percayana mayoritas rakyat Dairi. Mumpung rakyat memberikan kesempatan satu periode lagi jangan sia-saikan” sebut Dahlan.
Hal senada juga disampaikan angota DPRD Dairi Pisser A Simamora yang menyebutkan disamping 3 pilar  utama program lain seperti infrastruktur jalan, fasilitas umum juga pantas menjadi bahan instropeksi pemerintah.  Ini tidak dapat dipungkiri sector jalan untuk kepetingan umum periode silam sangat dikeluhkan rakyat. Berbagai bantuan pusat seperti Raskin, BLSM, Bedah rumah masih dikeluhkan masyarakat karena tidak tepat sasaran dan terkesan pilih kasih . Bahkan kerap program pusat itu diplesetkan  karya seseorang mencari popularitas. Paling tragis dijadikan senjata untuk memaksa rakyat jelata mengikuti kehendak sang penguasa
“ Yakinlah rakyat juga sudah pintar dan memahami itu semua. Rakyat paham siapa yang berbohong namun terkadang terpaksa memilih diam karena tidak ingin kehilangan hak  jika mengkritisi itu “ jelas Pisser
          Dikatakan dewan yang memilih tidak maju dalam pileg 2014 tersebut bandingkan pembangunan Dairi Pakpak Bharat dan Humbang sebagai kabupaten muda. Jika mengatakan Dairi lebih banyak pembangunan rasanya hanya sebuah ketidak jujuran.  Meski kabupaten muda sekiatar 10 tahun namun harus diakui Dairi teklah dikalahkan . Maka segera instropkesi diri perbaiki periode ke II ini selagi masih ada kesempatan diberikan rakyat” sebutnya
Sejumlah tokoh LSM seperti Jonner Simbolon ketua LSM Gransi, Hulman Sinaga ketua LSM sekolah, ICW serta beberapa LSM lainnya kembali mengingatkan Join Pas untuk periode II ini segera instropeksi diri atas apa yang dilakukan periode I. Secara umum lembaga swadaya masyarakat ini menyebutkan meski secara hukum diakui sebagai penguasa di Dairi namun secara mayoritas rakyat Dairi sesungguhnya sudah mengatakan Join pas gagal periode I.  Hasil pilkada Dairi 64 % rakyat Dairi tidak yakin dengan join pas.  Perolehan kemenangan hanya 36% diatas kertas bukanlah sebuah prestasi gemilang seorang incumbent menyakinkan masyrakat dalam satu kabuoaten . Ini harus menjadi bahan instropeksi bahwa 64% rakyat Dairi kurang percaya kepemimpinan Join Pas.
Ini harus bahan instropeksi untuk memperbaiki kinerja dalam periode II . secara matematis  persentasi mayoritas rakyat sudah tidak percaya. Juga harus diingat bahwa sesungguhnya jumlah itu sewaktu waktu bisa marah ketika tidak ada perubahan pada periode ke II. Sungguh seorang pemimpin bukan sekedar diakui hokum saja . Namun pemimpin yang benar memang diakui rakyat. Bukan diakui segelintir orang yang menjadi kroni penguasa” tegas mereka.

Klaim Sukses
Sementara Itu Bupatri Dairi Johnny Sitohang dalam LKPJ Akhir Masa Jabatan Mengklaim sukses Visi itu tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Dairi tahun 2009-2014 yang menitikberatkan pencapaian sasaran strategis prioritas pembangunan sektor pendidikan, pertanian, dan kesehatan dengan agenda tuntas wajib belajar sembilan tahun, mantap ketahanan pangan melalui proteksi terhadap petani dan mantap kesehatan keluarga miskin dengan pelayanan dasar gratis.
Dikatakannya Disektor pertanian, pembangunan diarahkan untuk memberi penguatan dan proteksi terhadap petani terutama komoditas strategis seperti jagung, padi, kopi, coklat dan hortikultura. Pemkab Dairi memfasilitasi akses permodalan bekerjasama dengan PT Bank Sumut melalui program kredit modal petani tanpa agunan, pemberian benih unggul dan saprotan, peningkatan SDM petani melalui intensifikasi penyuluh lapangan dan jaminan harga pasar seperti pada harga jagung sebagai komoditas strategis. Pembangunan pertanian di Kabupaten Dairi selain meningkatkan pendapatan petani juga berhasil menciptakan stabilitas ketahanan pangan dengan mampu meningkatkan produksi beras di atas lima persen sehingga Pemkab Dairi meraih Piagam Penghargaan “Peningkatan Produksi Beras nasional” dari Presiden RI.
Kemudian, untuk sektor kesehatan, diberikan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) untuk mengakomodir penduduk yang belum mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat miskin (Jamkesmas). Sejak tahun 2011 bekerjasama dengan PT Askes, penduduk kurang mampu yang mendapat jaminan kesehatan melalui Jamkesda terus meningkat setiap tahunnya.
Sementara kondisi pertumbuhan perekonomian daerah berdasarkan perhitungan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami peningkatan setiap tahunnya. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2009 sekitar Rp 3,39 triliun meningkat sehingga tahun 2012 mencapai sekitar Rp 4,73 triliun. Tahun 2013 diproyeksikan menjadi Rp 5,32 triliun dan berdasarkan peningkatan itu, maka tingkat perkapita penduduk Kabupaten Dairi berada pada peringkat 19 dari 33 kabupaten/kota di Sumut.
Sayang klaim pemimpin Dairi ini tidak sesuai dengan fakta lapangan. Juga tidak menerangkan sejumlah janji yang pernah dilontarkan seperti pemidahan kantor Bupati dairi yang hingga kini tidak jelas. Naiknya DAK Dairi Sekitar Rp. 136 M tahun 2012 ternyata tidak terbukti. kerusakan jalan yang luar biasa terjadi masa pemerintahannya. Hingga persoalan rakyat berkaitan dengan perlakuan tidak adil dalam mendapatkan bantuan program pusat semisal raskin, BLSM, Bedah Rumah hingga berbagai bantuan lainnya.  (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar