berusaha menyerobot tanah bius di daerah itu berdampak luas. “ kami suku Pakpak khawatir sicike-cike yang diyakini sebagai asal muasal nenek moyang Pakpak juga ingin dikuasai. Kita tidak tinggal diam karena ini marwah semua orang Pakpak dan kita siap melakukan apapun untuk mempertahankan ini.
Demikian diungkapkan Malem Page Angkat kepada Dairi Pers rabu
(25/4) di Sidikalang. Malem Page Angkat menyebutkan 18 tahun silam dirinya
salah seorang yang menerima keputusan menteri pariwisata pos dan telekomunikasi
Susilo Sudarman berkaitan dengan keputusan pemerintrah 675 hektar kawasan
sicike-cike sebagai cagar wisata budaya. “ kita mempunyai surat penetapan
pemerintah itu dan karena ini menyangkut marwah orang Pakpak kita siap
mempertahankan itu jika ada pihak-pihak mencoba memperjual belikan cagar budaya
itu” ungkapnya tegas.
Angkat menjelaskan khawatir
atas infroamsi adanya salah satu perusahaan ingin mengusai tanah di parbuluan
sebesar 2994 hektar. “ kita khawatir justru di areal itu termasuk si cike-cike
yang kita sakralkan. Memang kita belum melakukan tinjau lapangan namun kita
mempunyai peta dan penetapan pemerintah akan cagar budaya itu. Jika benar itu
juga diperjual belikan maka siap-siap berhadapan dengan orang pakpak siapaun
itu dan sebesar apapun itu” tegasnya.
MP Angkat menegaskan kalau cagar budaya sicike-cike merupakan
paru-paru Dairi tempat yang diyakini secara histori dimana suku pakpak bermula.
Lokasi itu merupakan tempat sakral
dimana terdapat danau sicike-cike. Bukan itu saja dikatakan kalau keberadaan
sicike-cike merupakan nadi hidup banyak kecamatan di Dairi karena areal persawahan
di kecamatan di Dairi banyak bersumber dari sicike-cike. Areal persawahan yang
terdapat di, Sitinjo ,Sidikalang, Berampu, Lae Parira, Sinehu serta beberapa
kecamatan lainnya di Dairi bersumber dari Sicike-cike.
Atas dasar itu menurut MP Angkat jangankan untuk diperjual
belikan, untuk mengambil sebatang kayu saja dari areal itu menjadi haram.
Menindak lanjuti informasi tersebut dikatakan MP Angkat Suku Pakpak akan
melakukan rembuk untuk memulai memberikan perhatian penuh akan kondisi
sicike-cike. “ kita pastikan tahun ini masalah sicike-cike tuntas dan siapapun
pihak jangan coba coba menggangu sicike-cike” tambahnya.
Sebagaimana diketahui tokoh raja bius dari Parbuluan bulan
silam berdelegasi ke DPRD Dairi meminta
dewan campur tangan di daerah mereka akibat adanya aktifitas pematokan lahan
warga. Raja bius Lontung menyebutkan sekitar 2994 hektar lahan di Parbuluan
merupakan tanah ulayat raja bius. Namun mereka menjadi resah pasca adanya oknum
PNS, aparat mulai memberikan patok di tanah ulayat tersebut. Mereka juga
semakin tidak menerima perlakuan itu karena patok juga masuk dilahan mereka.
Bahkan beberapa kuburan lelehur mereka juga ikut di patok.
Warga semakin resah karena isu yang berkembang kalau tanah
mereka telah dijual ke salah satu perusahaan yang akan membuka usaha di daerah
itu. Meski belum jelas siapa aktor dibalik itu semua namun warga khawatir ada
keterlibatan pemkab Dairi. Hal itu didasarkan pematokan dilakukan staf dinas
kehutanan Dairi , BPN dan dikawal aparat. (R.07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar